Mohon tunggu...
Mohammad Agam Dozan
Mohammad Agam Dozan Mohon Tunggu... Kepenulisan kritik, kuratorial, managerial seni dan desain

Konsern pada isu hingga fenomena aktivitas seni dan kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semangat Keberlanjutan pada Wisata Pasar Keramat. Reimajinasi Warisan Budaya Penuh Nostalgia

23 Februari 2025   11:15 Diperbarui: 24 Februari 2025   16:06 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi, suasana dibalik Bedak  kuliner Pasar Keramat. 

Pasar keramat digerakkan secara gotong-royong oleh warga setempat, menggali dan mengembangkan kembali tradisi, nilai keberlanjutan dengan kekuatan lokal setempat. Menghadirkan kembali kearifan pengelolaan sumberdaya ala suasana Jawa tempo dulu. 

Seperti halnya penggunaan seluruh bahan dan peralatan yang ramah lingkungan. Memakai kebaya, jarik, sarung, iket dan tenun lurik. Beberapa warga berbagi tugas dan peranan, diantaranya mulai dari pedangang kuliner, produk UMKM, penyedia jasa pijat, workshop tari, pengaturan parkir hingga pemeliharaan fasilitas.

Aktif beroperasi, dibuka sejak 22 Desember 2024 dengan sistem hari pasaran penanggalan Jawa, minggu Kliwon & Wage, pukul 06.00 - 12.00 WIB. Keterangan lebih lanjut akan diupdate setiap bulannya di postingan instagram official Wisata Pasar Keramat. Berlokasi di area kebun rumpun Bambu (belakang rumah-rumah warga) Kramajetak No.RT.004, Dusun Pong Boto, Warugunung, Kec. Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur

Dalam satu area diantara rindang dan sejuknya rumpun bambu, terpetakan berberapa spot yakni, panggung pertunjukan, loket penukaran koin gobok dari keping bambu (sebagai alat transaksi), deretan bedak (kios/display) aneka kuliner tradisional, pondok pijat, tempat duduk batu dan bambu, workshop tari, beberapa titik toilet dan playground.

Pengunjung nantinya akan bertransaksi menggunakan koin gobok dengan nilai tukar, 1 koin gobog senilai 2 ribu rupiah. Setelah menentukan lokasi parkir, ada beberapa pintu masuk dan keluar pengunjung menuju lokasi pasar, dari sisi utara, timur dan selatan melewati jalan setapak diantara rumah warga. Sembari menyantap kuliner pilihan, pengunjung dapat menyaksikan sajian pertunjukan oleh beberapa kelompok kesenian

Segala hal mengenai pasar tradisional tersebut dapat dilihat sebagai upaya mengimajinasikan, mereplikasi kembali (reimajinasi) suasana pasar tempo dulu yang kemudian dihadirkan ke dalam moda kepariwisataan sekaligus menyuarakan semangat atas nilai-nilai keberlanjutan lingkungan kepada pengunjung.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun