Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

The King's Speech, Calon Juara Oscar

28 Februari 2011   01:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:13 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_93517" align="aligncenter" width="640" caption="The King Speech (imdb.com)"][/caption] Para pemenang Academy Awards di berbagai kategori akan diumumkan pagi ini mulai pukul 09:00 WIB atau sekitar 04:00 PM EST di Kodak Theatre, Los Angeles, CA. Amerika Serikat. Ribuan tokoh publik termasuk bintang film dan musik berkumpul untuk menantikan para pemenang piala Oscar. Kompas.com menyediakan fitur untuk menyaksikannya dalam bentuk LIVESTREAMING di sini, bekerjasama dengan American Press. Ada beberapa film yang dijagokan, namun kali ini saya berpendapat bahwa calon terkuat peraih penghargaan terbanyak Oscar adalah film garapan sutradara berdarah Inggris Tom Hooper, "The King's Speech". "The King's Speech" diangkat dari kisah nyata yang mengharukan sekaligus penuh kesan patriotis dari kehidupan menjelang pemerintahan Raja George VI di Inggris. Sang Calon Raja, Bertie (Colin Firth) adalah anak kedua dari pemegang takhta Raja George V yang sekarat. Kakaknya adalah David (Guy Pearce) yang merupakan penerus takhta mahkota kerajaan setelah akhirnya sang ayah wafat di hadapan mereka.  Bertie menderita gangguan diafragma sehingga setiap kali ia harus berbicara di depan publik, ia selalu gagap. Di awal cerita saat ia harus menyampaikan pidato penutupan acara kenegaraan dari podium stadion Wembley, London, Bertie merasa takut bahkan untuk mengeluarkan kata-kata pertamanya. Ia selalu merasa bahwa lampu kecil berwarna merah tanda pidato mulai direkam sebagai sesuatu yang menakutkan baginya. Ia merasa mikrofon adalah momok baginya, belum lagi barisan ribuan orang yang semua menghadap kepadanya, mengharapkan dirinya akan berpidato seperti para pemimpin dunia semestinya. Akhirnya, hanya keheningan 2 menit lebih yang keluar dari tiap pengeras suara di stadion. Rakyat tertunduk. [caption id="attachment_91583" align="aligncenter" width="402" caption="Albert George (Bertie) saat berpidato di Stadion Wembley. Di latar belakang adalah Elizabeth, istri yang selalu mendukungnya."]

12988579242041884745
12988579242041884745
[/caption] Ialah istrinya, Elizabeth (Helena Bonham Carter) yang terus menyemangati Bertie untuk mengambil beberapa terapi oleh dokter-dokter kerajaan yang juga dinobatkan sebagai kesatria yang dekat dengan keluarga raja. Demi cinta yang tulus, Elizabeth rela turun ke jalan-jalan rakyat kecil Inggris guna menemukan dokter yang bisa menyembuhkan penyakit gagap suaminya. Ia menyadari gelar publik "The Duke of York" yang disematkan bagi suaminya mengharuskan setiap pemegang gelar lancar berbicara di depan orang banyak. Akhirnya, sebuah iklan koran mengantarkan Elizabeth ke sebuah Jalan kecil Halley, tidak jauh dari Istana Buckingham. Di sana tinggal sebuah keluarga dari Lionel Logue (Geoffrey Rush), yang dikenal sebagai ahli penyembuhan dan terapi pidato. Setelah melakukan negosiasi, akhirnya sang ratu menyanggupi tantangan sang terapis untuk melakukan perawatan penuh terhadap suaminya, walaupun harus dilakukan setiap hari di tempat reok sang terapis. Bertie sendiri baru mengenal Lionel ketika keduanya melakukan terapi awal pertama. Ketidakpercayaan-diri Bertie membuatnya tidak percaya kepada nasihat dokter manapun, termasuk Lionel. Lionel sendiri dengan sangat eksentrik membuat sejumlah peraturan bagi sang pangeran tanpa pengecualia, termasuk menyatakan bahwa di ruangannya, posisi dirinya dengan The Duke of York adalah sejajar, teman dengan teman. Bertie tidak menerima, hingga rekaman pidato yang ia ucapkan di ruangan itu atas instruksi Lionel pun tidak ia gubris, apalagi percaya. "Aku selalu gugup, tidak ada yang bisa memperbaikinya." Itu yang selalu membayangi Bertie, ia takut dengan bayangannya sendiri, dan Lionel paham semua itu. Dilema dimulai ketika pemegang takhta Inggris, Raja Edward VIII (David Kakak Bertie) yang menggantikan mendiang ayahnya sebagai raja harus mengundurkan diri, menyadari rasa cintanya yang besar terhadap seorang janda dari Amerika, Wallis of Baltimore, membuatnya harus mematuhi peraturan mutlak kerajaan. Ia akhirnya memilih meletakkan mahkota, dan menikah dengan janda itu. Dalam sejarah kerajaan Inggris, menikah dengan orang yang berstatus janda adalah hal yang sangat dilarang, tabu, dan bisa menjadi aib keluarga. Dengan begini, mau tidak mau Bertie secara otomatis harus menerima kenyataan bahwa dirinyalah sang raja berikutnya. Perdana menteri saat itu, Stanley Baldwin menasihatinya bahwa jika Inggris tidak dipimpin oleh orang yang berani, maka Inggris sebentar lagi akan jatuh dan menyerah terhadap tantangan perang yang dilancarkan Jerman yang dipimpin Herr Hitler. Inggris butuh sosok pemimpin yang berdiri di depan semua rakyatnya yang selama ini sering dihantui rasa takut dan bayangan hitam peperangan. Bertie menyadari itu, dan atas nasihat beberapa pihak kerajaan termasuk Winston Churchil, ia menjadi raja, dan atas saran PM Stanley ia menggunakan nama kebesaran King George VI, melanjutkan nama kebesaran ayahnya. Sebelum meninggal, King George V memang sudah mengetahui bahwa nasib kerajaan Inggris harus ditentukan oleh keberanian Bertie, terlepas dari kekurangannya berbicara gagap di depan orang-orang. Karena itu sang ayah selalu berusaha mendorong Bertie untuk bisa melawan kelemahannya itu, dan mengembalikan kepercayaan rakyat di tengah-tengah masalah yang membelit keluarga Buckingham. Bertie selalu didampingi Elizabeth yang selalu ada mendukungnya. Dengan pertolongan Lionel, ia menjalani tugas-tugas harian sebagai raja sekaligus melakukan latihan terapi gagapnya guna menyambut pidato monumental pertamanya, saat Jerman akhirnya mendeklarasikan perang melawan Inggris. Di saat-saat genting seperti ini, Bertie merasa dirinya harus melakukan semua ini dan menguatkan diri. Di satu sisi ia tidak menyukai gaya eksentris Lionel, namun ia yakin hanya Lionel yang bisa menyembuhkan dirinya. Lalu bagaimana akhirnya pidato kenegaraan Sang Raja di saat rakyat Inggris harus menghadapi serbuan tentara Jerman? Apa yang akhirnya membuat rakyat Inggris percaya sepenuhnya kembali pada kerajaan mereka? Apa juga yang membuat Lionel begitu bersikeras melanggar peraturan istana demi menyembuhkan Bertie Sang Raja? Film ini berusaha mengangkat nilai-nilai absolut dalam kesetiaan seorang isteri, kepercayaan dalam sebuah keluarga terpandang, sikap terhadap konflik dan isu, pentingnya orang-orang kepercayaan, serta keajaiban pertemanan tanpa memandang status sosial. Film "The King's Speech" ini dinominasikan di sedikitnya 12 kategori Academy Awards, termasuk Aktor Terbaik bagi Colin Firth, aktor pembantu terbaik oleh Geoffrey Rush dan Helena Bonham Carter, Sutradara Terbaik, Sinematografi Terbaik, Editor, dan juga Gambar Terbaik. Pengumuman pemenangnya akan segera dimulai. "The King's Speech" bertarung dengan pesaing terberatnya, "The Social Network" yang mengangkat kisah di balik berdirinya situs pertemanan terbesar Facebook. Ajang Academy Awards sendiri adalah ajang tahunan yang digelar oleh persatuan insan film Amerika. Selain penganugerahan, AP juga menyiarkan Red Carpet yang baru saja berlalu dan juga beberapa ajang Fashion Week.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun