Mohon tunggu...
Fandi Sido
Fandi Sido Mohon Tunggu... swasta/hobi -

Humaniora dan Fiksiana mestinya dua hal yang bergumul, bercinta, dan kawin. | @FandiSido

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengapa Ditulis "Visit Jawa Tengah"?

5 April 2012   00:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:01 2318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Salah satu poster iklan Pariwisata Jawa Tengah 2013 (eljohnnews.com)"][/caption] Mengapa slogan pariwisata yang satu ini ditulis "Visit Jawa Tengah"? Tidak mau kalah dengan provinsi-provinsi lain yang dalam lima tahun ini gencar melakukan promosi pariwisata daerah, Jawa Tengah mengusung "Visit Jawa Tengah 2013" sebagai slogan promosinya. Gubernur Bibit Waluyo dalam beberapa kesempatan menyebutkan bahwa slogan ini dianggap bisa menjadi tanda pengenal Semarang dan daerah-daerah Jawa Tengah lainnya di kancah global, sebagaimana terkenalnya Bali dan Jakarta. Dari situ pulalah muncul ide "Saatnya Semarang Setara" yang dimasukkan program pembangunan oleh wali kota. Namun, jika diperhatikan dari segi bahasa tulis, bukankah slogan Jawa Tengah tersebut agak rancu? Nampak jelas bahwa "visit" merupakan kosakata dari Bahasa Inggris yang berarti "kunjungi", sedangkan "Jawa Tengah" adalah bahasa asli yang ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Mengapa dua bahasa digabung dalam satu slogan promosi daerah? Coba bandingkan dengan beberapa slogan pariwisata daerah berikut:

  • Visit Bengkulu - Provinsi Bengkulu
  • Visit Bangka Belitung - Provinsi Kep. Bangka Beluting
  • Visit South Sulawesi  2012 - Provinsi Sulawesi Selatan
  • Visit East Java - Provinsi Jawa Timur
  • Visit Indonesia 2008

"Visit Jawa Tengah" boleh dikatakan slogan pariwisata yang bedo dewe dalam hal penulisannya. Tak seperti Sulawesi Selatan yang menulis semua kata dalam Bahasa Inggris yang mendampingi slogan berbahasa Indonesia di sisi lain, atau juga Jawa Timur yang tegas menuliskannya "East Java". Provinsi-provinsi seperti Bangka Belitung, Bengkulu, dan nama pulau seperti Borneo memang bisa ditulis berdampingan ke dalam Bahasa Inggris karena strukturnya membentuk penamaan istilah. Jawa Tengah memiliki konstruksi penamaan, sama seperti kata contoh left side dalam Bahasa Inggris yang diartikan "sisi kiri". Jadi, semestinya slogan provinsi tersebut bisa dituliskan lebih tepat menjadi "Visit Central Java". Lebih anggun, tepat dalam fungsi bahasa. Kemudian disisipkan subjudul slogan "more than friendly" yang artinya "lebih dari ramah". Agaknya kurang spesifik juga karena "lebih dari ramah" itu bisa diartikan dalam banyak hal. Saya sempat mencari-cari desain poster slogan bertuliskan "Visit Central Java" ini, namun hasilnya nihil. Lebih anehnya lagi, ada juga publikasi slogan --yang entah diterbitkan oleh pemerintah daerah atau pihak ketiga-- bertuliskan "Visit Jateng". Hal ini tentunya akan lebih membingungkan lagi bagi para turis mancanegara. Selama ini wilayah pulau Jawa banyak dikenal menurut bagiannya secara geografis, misalnya East Java atau West Java. Dengan menuliskan dalam Bahasa Inggris, kata "visit" memang ditujukan untuk calon wisatawan yang berasal dari luar Indonesia. Itulah mengapa kata ini menjadi akrab di gunakan di banyak negara sebagai ajakan untuk datang dan berwisata. Dalam dua tahun terakhir banyak masukan untuk tidak lagi menggunakan kata ini karena kurang "menjual", sehingga slogan pariwisata nasional pun diubah menjadi "Wonderful Indonesia" yang mengandung kesan lebih spesifik. Sepertinya Provinsi Jawa Tengah mengikuti beberapa provinsi lain yang setia dengan kata "visit". Gabungan kata ini bahkan sudah menjadi domain situs resmi pariwisata di www.visitjawatengah.com. Hanya saja, sebetulnya slogan pariwisata satu ini bisa lebih indah kalau ditulis konsisten dalam dua bahasa. Satu berbahasa Inggris, dan satu berbahasa Indonesia. Sehingga, akan menjadi pasangan slogan indah "Visit Central Java 2013" dan "Kunjungi Jawa Tengah 2013" Atau, mungkin Pak Bibit Waluyo sebagai gubernur mencoba menjual nama "Jawa Tengah" dalam pengistilahan yang sebenarnya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun