Mohon tunggu...
Afryan Wahyu
Afryan Wahyu Mohon Tunggu... Relawan - Nyatakan walau itu pahit

Allah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jihad Kaum Muslim di Bali dan BEM-SI Mencekal Kontes LGBT di Bali

13 Desember 2018   17:54 Diperbarui: 17 Desember 2018   21:20 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nilai-nilai yang diperjuangkan kaum muslim tersebut, terutama para ulama di Bali sana khususnya adalah jihad mereka dalam upaya mencegah kemunkaran yang terjadi di bumi pertiwi agar terbebas dari berbagai fitnah salahsatunya LGBT. Hal ini pun senada dengan bunyi hadits berikut :

34.149/3537. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman bin Bahram Ad Darimi telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid At Thayalisi telah menceritakan kepada kami Laits -yaitu Ibnu Sa'd- dari Ayyub bin Musa dari Makhul dari Syurahbil bin As Simth dari Salman dia berkata, Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ribath (berjaga-jaga di perbatasan) sehari semalam lebih baik daripada puasa dan shalat malam sebulan penuh, jika dia meninggal maka amalannya senantiasa mengalir sebagaimana yang pernah dia amalkan, mengalir pula rizkinya dan terbebas dari fitnah. Telah menceritakan kepada kami Abu At Thahir telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb dari Abdurrahman bin Syuraih dari Abdul Karim bin Al Harits dari Abu 'Ubaidah bin 'Uqbah dari Syurahbil bin As Simth dari Salman Al Khair dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam semakna dengan haditsnya Laits dari Ayyub bin Musa.

images-3-5c124a9cc112fe36672d1359.jpg
images-3-5c124a9cc112fe36672d1359.jpg
Sementara dari Mahasiswa sendiri juga berjihad dalam upaya menolak kegiatan kontes LGBT tersebut.

BULETIN7.COM, BANDARLAMPUNG -- FORUM Perempuan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia mengeluarkan pernyataan sikap yang menolak kegiatan Kontes Grand Final Mister dan Miss Gaya Dewata 2018 yang akan berlangsung hari ini pada pukul 18.30 WIB.

Dalam rilis yang diterima, Forum Perempuan BEM mengatakan Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memiliki ideologi Pancasila.

Nilai-nilai luhur yang termaktub dalam Pancasila akan terus diimplementasikan oleh seluruh rakyat Indonesia.


Tak terkecuali apapun kelompoknya, rakyat Indonesia tidak boleh mengabaikan satu ataupun lebih dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

Kontes Grand Final Mister dan Miss Gaya Dewata 2018 bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Konstitusi UUD 1945. Dalam hal ini, sila ke-1 yang berbunyi 'Ketuhanan Yang Maha Esa' dan sila ke-2 'Kemanusiaan yang adil dan beradab'.

Yang berarti mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Juga dalam Pasal 29 Ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi 'Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa' dan Pasal 32 Ayat 1 yang berbunyi 'Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya'.

Sebagai bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan sosial budaya masyarakat Indonesia, maka sudah sepatutnya menolak segala aktivitas yang mengabaikan Pancasila seutuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun