Mohon tunggu...
Money

Akuntabilitas Dana Desa Terkait Perekonomian BUMDes Tirta Mandiri di Desa Ponggok

30 Desember 2018   06:47 Diperbarui: 30 Desember 2018   06:55 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi akan menyalurkan dana desa sejumlah Rp 1,4 miliar untuk setiap desa. Pemberian dana ini dilakukan secara bertahap hingga lima tahun ke depan. "Ini bertahap, jadi bukan per tahun besok langsung Rp 1,4 miliar, bukan. Itu bertahap sampai 5 tahun. Karena ini 10 persen berdasarkan dana perimbangan daerah. Bukan 10 persen dari dana APBN secara keseluruhan. Ini win-win solutionnya-lah ketika perdebatan alot dengan pemerintah ketika itu," kata Menteri Marwan Jafar di sela raker di Gedung Depnakertrans, Kalibata, Jaksel, Selasa (11/11/2014).

Kita bisa melihat Desa Ponggok, banyak hal yang dapat menginspirasi kita dalam segi membangun ekonomi berbasis komunitas desa. BUMDes yang dimilikinya saat ini yaitu BUMDes Tirta Mandiri, desa ini sekarang menjadi desa yang mandiri dan dalam segi perekonomian terus meningkat. Padahal, pada 2001 Desa Ponggok justru masuk dalam daftar Inpres Desa Tertinggal (IDT). 

Letak geografis di dataran rendah lereng Merapi, sebenarnya membuat Ponggok kaya dengan sumber mata air seperti umbul Ponggok, Besuki, Kajen, Kapilaler, dan Sigedang. Tapi hal tersebut kala itu tak cukup membuat Ponggok sejahtera. Lokasi wisata Umbul Pongok yang saat ini sudah terkenal, dulunya hanya dimanfaatkan untuk mandi, cuci, pengairan dan keperluan hidup lainnya. 

Dengan pertimbangan yang matang Pemerintah Desa Ponggok pun mendirikan BUMDes pada tanggal 15 Desember 2009 berdasarkan keputusan yang dituangkan dalam Peraturan Desa No 06 Tahun 2009 dengan nama BUMDes Tirta Mandiri. Tapi saat itu BUMDes yang didirikan belum focus mengembangkan sector pariwisata.

Dengan berbekal keyakinan dan kerja keras para pengurus BUMDes serta motivasi yang tiada henti dari Kepala Desa Ponggok, perlahan-lahan namun BUMDes mengalami pergerakan yang lebih baik. Dalam jangka waktu satu tahun BUMDes sudah menghasilkan laba Rp100 juta dan disetor sebagai PAD sebesar Rp30 juta (30% darilaba) pada Tahun 2010. Kolam ikan yang dulu hanya 2.000-3.000 meter persegi pun ditingkatkan menjadi 3 hektar setelah mendapat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) khusus perikanan tahun 2008-2011. 

Khusus untuk dana pembangunan objek wisata pun di dapat dari warga yang berminat berinvestasi sekaligus menjadi pemegang saham. "Kami membangun kepercayaan kepada masyarakat untuk berinvestasi, yang awalnya dari 600 kepala keluarga (KK) itu baru 20% dulu yang ikut. Masing-masing berinvestasi sekitarRp 5 juta per KK, didapatlah sekitar Rp 600 juta. Itu di tahun 2011," tuturnya.

Berjalannya waktu, usaha wisata air yang di bentuk BUMDes Tirta Mandiri tidak langsung viral dan mendapatkan untung lebih. Semua itu pasti butuh proses ada naik turunnya, namun seiring berjalannya waktu kenaikan kunjungan sendiri mulai meningkat pada tahun 2014 sampai saat ini. Orang kampung mempromosikan pakai media sosial, facebook, Instagram. 

Dan itu seperti mimpi juga, kunjungannya luar biasa sekarang. Rata rata kunjungannya 30 ribu sampai 50 ribu pengunjung setiap bulan. Dengan tiket Rp 15 ribu paling tidak kami punya omset kotor Rp 700-an juta setiap bulan khusus untuk Umbul Ponggok," kata Joko. Pada awalnya pekerja di Umbul Ponggok hanya 3 orang sekarang sudah mencapai 82 orang dan bayarannya UMR daerah Kabupaten Klaten. 

Jika pada 2012 pendapatan kotor BUMDes Tirta Mandiri sekitar Rp 150 juta. Setahun kemudian meningkat menjadi Rp 600 juta. Kemudian 2014 melonjak Rp 1,1 miliar. Pada 2015 melebihi target yang ditentukanRp 3,8 miliar menjadi Rp 6,1 miliar. Tahun 2016 dengan pimpinan BUMDes yang baru, target Rp 9 miliar terealisasi Rp 10,3 miliar. "Nah tahun ini saya ditarget Rp 15 miliar pertutup buku bulan juli kemarin saya sudah mencapai Rp 8,5 miliar," serunya. 

Salah satu hal yang harus dilakukan saat berada di Umbul Ponggok adalah melakukan sesi pemotretan di dalam air. Bagi pengunjung yang tidak memiliki kamera under water tidak perlu khawatir. Di Umbul Ponggok terdapat jasa penyewaan kamera under water dan sudah termasuk fotografer. Ada juga persewaan alat dan property untuk foto. 

Paket foto prewedding, paket diving dan paket power dive (walker). Kini, dengan pendapatan yang semakin besar, Pendapatan Asli Daerah (PAD) desa juga membesar lantaran 30% dari keuntungan bersih masuk ke PAD desa. Kemudian 10% dari laba bersih untuk mem back- up premi BPJS warga desa dengan status kelas 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun