Mohon tunggu...
afrizal haris
afrizal haris Mohon Tunggu... mahasiswa

suka sejarah, olahraga dan mendaki gunung

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menelusuri Wisata Jadul Ondo Rante: Jejak Kolonial yang Terabaikan di Semarang

15 Oktober 2025   20:34 Diperbarui: 15 Oktober 2025   20:34 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak tangga Ondo Rante (Sumber: Foto Pribadi)

            

                         Di antara jalan berliku dan rimbunan pepohonan di kawasan Pakintelan, Pudakpayung, Semarang, berdiri sisa-sisa infrastruktur bangunan tua yang nyaris tak dikenal generasi masa kini. Di mata sebagian orang, tempat itu hanyalah infrastruktur bangunan yang terbengkalai, namun bagi mereka yang tahu sejarahnya, inilah Ondo Rante, salah satu jejak kolonial Belanda yang pernah menjadi wisata kebanggaan masa lampau. Kini, tempat yang dahulu ramai dikunjungi itu terdiam, menunggu untuk diceritakan kembali.

Anak tangga yang sudah berumur panjang (Sumber: Foto Pribadi)
Anak tangga yang sudah berumur panjang (Sumber: Foto Pribadi)

Jejak Masa Kolonial yang Tersisa di Lereng Kota

            Nama Ondo Rante berasal dari dua kata dalam bahasa jawa: ondo berarti tangga, dan rante berarti rantai. Sebutan itu konon merujuk pada anak tangga panjang berundak yang terbuat dari beton. Dahulu tempat ini menjadi jalan untuk mengecek pipa aliran air di kawasan tersebut. Dibangun sekitar tahun 1930-1940 oleh pemerintah kolonial Belanda, fakta menariknya bangunan ini dibangun untuk inspeksi pipa air Semarangsche Waterleiding (kini PDAM). Dulu anak tangga ondo rante dilengkapi rantai besi di kedua sisinya yang berfungsi sebagai pegangan, dan memiliki kemiringan tangga 40 derajat sepanjang ratusan meter. Ondo Rante ini lokasinya berada di dua daerah, jadi untuk bisa datang ke lokasi tersebut, bisa melewati Pakintelan dan Pudakpayung tepat di belakang Makodam IV/Diponegoro. Ondo Rante ini lokasinya mengitari dua daerah

Jejak Nostalgia

            Di tahun 1960 sampai 1980an, Ondo Rante menjadi tempat favorit anak muda semarang untuk bersantai, berpacaran dan menikmati alam, yang dikarenakan tempat ini menyajikan pemandangan indah Kota Semarang dari atas, tentunya pada waktu itu tempat ini masih asri dan sejuk sehingga sangat pas untuk bertamasya sejenak bersama keluarga dan teman sembari melepa penak dari lingkungan perkotaan Semarang. Selain itu menurut warga sekitar tempat ini dahulu terdapat banyak pohon jambu mete, sehingga banyak yang mencarinya. Tetapi di masa sekarang orang lebih mengincar isi dalam buahnya untuk diambil mete nya. Hingga saat ini Ondo Rante dimanfaatkan warga lokal sebagai jalur pintas menuju Gunungpati dan Pakintelan. Kini, yang tersisa hanyalah jejak beton berlumut dan sisa infrastruktur bangunan pipa di tengah kebun bambu dan rumput. Beberapa warga tua di Pakintelan masih mengenal Ondo Rante, tetapi hanya sebagai penanda wilayah, bukan sebagai destinasi. Mereka mengingat ketika masih kanak-kanak sering bermain di tangga beton dan bermain air di sungai sekitar.

Anak tangga yang masih bagus (Sumber: Foto Pribadi)
Anak tangga yang masih bagus (Sumber: Foto Pribadi)

Harapan Revitalisasi Wisata

            Jika dekelola dengan baik, Ondo Rante bisa menjadi “Living Heritage” tempat belajar tentang kehidupan kolonial, rekreasi masa lampau dan hubungan manusia dengan lanskap alam. Konsep wisata semacam ini sebenarnya sedang berkembang di banyak kota di Indonesia. Revitalisas Ondo Rante tidak harus berupa pembangunan besar. Justru dengan pendekatan pelestarian berbasis komunitas, tempat ini bisa hidup kembali sebagai ruang sejarah dan ekowisata kecil yang ramah lingkungan. Menelusuri wisata jadul Ondo Rante bukan hanya soal mengunjungi tempat yang telah usang, tetapi tentang menemukan kembali hubungan kita dengan sejarah di masa lalu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun