Mohon tunggu...
Afrilia DiniantiPutri
Afrilia DiniantiPutri Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Universitas Pamulang

Hallo, dengan Afrilia disini!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Pembelajaran Jarak Jauh

9 Desember 2020   16:20 Diperbarui: 9 Desember 2020   16:21 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyebaran virus covid-19 memang tidak dapat dikendalikan. Semakin hari tingkat penyebaran dan juga penularan virus covid-19 semakin bertambah. Peraturan demi peraturan sudah mulai diterapkan oleh pemerintah demi meminimalisir penyebaran virus covid-19 ini. Namun upaya tersebut tidak akan berhasil jika masyarakat masih lalai dalam memenuhi protocol kesehatan.

Di Indonesia sendiri, covid-19 sudah ada sejak bulan Maret 2020. Sejak itu pula terjadi banyak sekali problematika dari bebagai bidang seperti sosial dan juga ekonomi. Banyak sekali orang-orang yang kehilangan pekerjaannya karena adanya virus covid-19 ini. Dengan begitu maka perekonomian keluarga pun semakin menurun.

Tidak dapat dipungkiri bahwa covid-19 juga sangat berdampak pada instansi pendidikan. Sampai pada akhirnya kemdikbud mengumumkan bahwa pembelajran tatap muka tidak akan dilaksanakan lagi selama wabah covid-19 ini masih ada. Dan pada saat itu pula pembelajaran jarak jauh dimulai. Dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan bahkan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta melangsungkan pembelajaran jarak jauh.

Mulai dari anak-anak PAUD dan TK yang sudah tidak dapat belajar sambil bermain disekolah lagi, anak SD yang kegiatan belajarnya dilakukan bersama orang tua dirumah, siswa SMP dan juga SMA yang melangsungkan pembelajran daring sampai dengan dipulangkannnya mahasiswa ke rumahnya masing-masing sejak bualn Maret dan sampai saat ini pembelajaran jarak jauh masih berlangsung secara ofline sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Dengan adanya covid-19 ini, pembelajran yang berlangsung jarak jauh memiliki banyk sekali problematika nya. Mulai dari permasalahan alat elektronik seperti handpone atau laptop, kuota internet, jringan atau sinyal internet, dan bahkan permasalahan lingkungan yang tidak mendukung.

Permasalahan yang kerap terjadi adalah tidak adanya alat penunjang untuk belajr jarak jauh seperti handpone. Banyak sekali orang tua yang sangat kesulitan karena tidak memiliki handpone atau hanya memiliki satu handpone yang harus digunakan oleh lebih dari satu anak untuk mengikuti kegiatan belajr jarak jauh

Permasalahan yang kedua yaitu akses internet. Internet hanya dapat diakses apabila ada jaringan internet seperti wifi, paket data ataupun kuotan internet. Bukan hanya itu tentunya dibutuhkan juga sinyal yang bagus yang berpengaruh terhadap kecepatan akses internet. Hal ini dapat menjadi permasalahan besar bagi keluarga yang ekonominya menengah kebawah. Dengan orang tua yang mendapatkan penghasilan yang pas-pas an dan ditambah beban untuk mengisi paket data agar anak-anaknya tetap dapat bersekolah dengan cara daring. bagi anak-anak yang tinggal di daerah pedalaman, mereka juga pastinya sangat sulit untuk mendapatkan sinyal, dengan tidak adanya sinyal maka mereka tidak akan dapat mengakses internet untuk melakukan pembelajran jarak jauh.

Permasalahan yang selanjutnya yaitu tidak kondusifnya suasana rumah. Ada anak yang tidak dapat melakukan pembelajrana jarak jauh dikarenakan orang tua harus bekerja dan tidak dapat mengajarkan anaknya. Ada juga anak-anak yang memiliki saudara bayak, sehingga harus menggunakan handpone secara bergantian dan bahkan harus belajar sambil mengasuh adiknya ataupun hanya dapat belajar apabila sudah selesai membantu pekerjaan ibunya dirumah. Ada pula yang kondisi rumahnya sangat bising karena berada didekat jalan raya, pabrik, bengkel, dsb. Bahkan ada juga yang harus bekerja sambil kuliah atau sekolah.

Hal-hal tersebut memang tidak dapat dihindari, dan pastinya ada banyak sekali dampak yang diterima oleh para peserta didik ini. Seharusnya pemerintah peka dan juga toleran terhadap masalah yang menyangkut generasi bangsa. Dari awal harusnya pemerintah tegas dalam mengambil keputusan dan juga tindakan untuk meminimalisir masalah seperti ini.

Namun kepekaan pemerintah terhadap keluhan ini baru ada saat sudah dipertengahan pandemi. Pemerinyah mengambil tindakan untuk menjadi solusi dari permasalahan ini. Saat ini pemerintah sudah memberikan paket internet gratis kepada seluruh pelajar di Indonesia untuk mengurangi beban orang tua dalam memenuhi kebutuhan belajar anaknya. Hal itu sebetulnya masih belum bisa dibilang cukup, tapi hal itu sudah sedikit membantu warga jika semuanya mendapatkan internet gratis secara menyeluruh terutama untuk oarang-orang yang sangat membutuhkannya.

Dengan adanya pandemi ini banyak sekali pihak yang dirugikan, hampir semua kalangan dirugikan dalam bergabai segi, terutama segi perekonomian. Instansi pendidikan juga sangat dirugikan dengan adanya pandemi ini. Sekarang semua hanya bisa berharap agar pandemi ini cepat selesai agar kita semua dapat beraktivitas seperti semula. Salah satu cara untuk menghentikan pandemic ini dapat dengan cara mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun