Mohon tunggu...
Afrienna
Afrienna Mohon Tunggu... Guru - Waktu adalah belajar mempersiapkan diri

Anak Bontot, Istri, Ibu, Guru, Mahasiswa, Hamba Allah yang menjadikan hidup ini bermakna dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak Zaman Now Vs Anak Zaman 90-an

12 Juli 2019   08:53 Diperbarui: 12 Juli 2019   09:10 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perubahan zaman telah berubah secara cepat. Seiring terjadinya perkembangan diberbagai bidang kehidupan.Dari zaman 90-an hingga sekarang banyak kebiasaan yang berubah dari anak-anak , remaja bahkan hingga orang dewasa.

Zaman berganti harus disikapi dengan perubahan namun tak harus membuat kita merivisi hal hal baik yang sudah ada sejak dulu. Seperti  dalam hal budi pekerti yang santun yang harus masih kita tanamkan. Saat Ketika bertemu dengan orang yang lebih tua untuk menyapa terlebih dahulu dan mencium tangan mereka. 

Mencium tangan yang dimaksud adalah mencium punggung tangan mereka bukan seperti kebanyakan anak zaman sekarang yang hanya menempelkan punggung tangan di kening mereka bahkan ada yang hanya menyapa saja.

Masih soal kebiasaan anak, berikut perbandingan antara anak zaman sekarang dan zaman era 90-an. Kamu yang generasi lebih tua pasti setuju saat membaca ulasan ini, tapi sekaligus miris melihat fakta kebiasaan anak zaman Now.

JALAN KAKI  VS KENDARAAN BERMOTOR

Zaman dulu anak sekolah SD selepas pulang sekolah mereka akan langsung pulang kerumah dengan berjalan kaki bersama teman sambil menikmati obrolan bersama dengan membahas tugas kelompok ,pr atau mengatur janji untuk bermain petak umpet dilapangan sore nanti. 

Zaman sekarang sudah tidak heran lagi kita melihat anak yang masih duduk di bangku sekolah SD mereka membawa kendaraan bermotor ke sekolah. Tidak ada obrolan yang menyenangkan, entah yang mereka pikirkan  agar terlihat keren atau untuk membonceng gebetan mereka. Faktanya anak sekarang sudah menjadi korban sinetron yang semalam mereka tonton.

PERMAINAN TRADISIONAL VS MODERN

Zaman dulu anak akan senang sekali ketika menjelang sore. Mereka menghabiskan waktu mereka hingga menjelang magrib di lapangan dekat rumah atau bahkan jalan di dekat rumah dengan permainan petak umpet, tak jongkok, galasin, bintang 7, lompat tali, kelereng, bahkan bola kasti. 

Capek sih , tapi kegembiraan itu yang sangat sulit terlupakan hingga sekarang bukan. Anak zaman sekarang masih tahu akan permainan seperti itu,namun mereka sudah sangat jarang dalam melakukan nya. 

Mereka akan lebih tertarik dengan mainan  digital seperti playstation atau game online di warnet. Sangat menarik sih , tapi coba kalian ke warnet lihat anak yang sedang bermain game online sambil teriak teriak sebut nama-nama binatang. Hampir pasti ada yang semacam ini.

TONTONAN DULU VS SEKARANG

Era 90-an pada hari minggu anak-anak akan dimanjakan dengan tontonan kartun dari pagi menjelang siang. Seperti kartun Doraemon, Chibi maruko chan, Ninja hatori, Tamiya, powe rangers dll. Akan sangat sedih ketika tontonan mereka berubah jam tayang menjadi senin-jumat karena merak apsti tidak akan bisa nonton. 

Bandingkan dengan zaman sekarang tontonan mereka berubah menjadi sinetron cinta- cintaan yang kurang mendidik, yang seharusnya tidak cocok untuk mereka tonton. Hal ini yang membentuk karakter anak yang mudah galau karena hal hal sepele

Perubahan semakin terlihat jelas dari zaman dulu. Beberapa mungkin baik, tapi kebanyakan tidak. Jadi yang bisa kita lakukan adalah mengarahkan, memantau dan sesuaikan apa yang perlu dilakukan generasi tua terhadap generasi muda zaman sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun