Mohon tunggu...
Afi Sulthoni
Afi Sulthoni Mohon Tunggu... Guru - Guru Pembelajar

Guru Pengajar di SMAN Candipuro sampai saat ini. Telah menyelesaikan buku pertama berjudul Metamorfosis Guru Out of The Box dan tengah menyelesaikan proyek buku kedua.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hikmah, antara Waktu dan Literasi

22 Mei 2018   22:52 Diperbarui: 22 Mei 2018   23:09 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membahas ilmu hikmah sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bekal pemahaman yang mendalam, maka akan dapat mengantarkan seseorang menapak kehidupan dengan lebih baik.

Konteks hikmah yang relevan dengan pembahasan kali ini adalah terkait dengan waktu. Namun bagaimana jika mengetahui sebelum peristiwa/kejadian itu terjadi, apakah hal tersebut dapat dikatakan sebagai hikmah?

 Jika mengacu pada konteks waktu terjadi, maka mengetahui peristiwa/kejadian yang belum terjadi tidak termasuk kedalam bahasan hikmah. Sebab mengetahui peristiwa/kejadian yang belum terjadi atau "ngerti sak durunge winarah" masih dalam kapasitas belum ada kepastian artinya setiap saat bisa berubah bergantung kepada kondisi dan keadaan. Kemampuan seperti ini dapat ditempuh dengan salah satu upaya untuk selalu "niteni" setiap petunjuk/isyarah tentang kemungkinan peristiwa/kejadian yang pernah dialami disepanjang hidupnya. 

Hikmah

Arti hikmah menurut KBBI: (1) kebijaksanaan (dari Allah): kita memohon -- dari Allah Swt.; (2) sakti; kesaktian: -- kata-kata; (3) arti atau makna yang dalam; manfaat: wejangan yang penuh --. Pengertian yang lain, dikutip dari Wikipedia adalah suatu pengertian dan pemahaman yang dalam mengenai orang, barang, kejadian atau situasi, yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi, penilaian dan perbuatan sesuai pengertian tersebut.[1] Sedangkan arti lain dari hikmah yaitu kemampuan akal memahami hukum-hukum syari'ah dan meletakkan sesuatu pada tempat yang semestinya.[2]

Seperti yang telah disinggung diawal tulisan, bahwa arti hikmah yang relevan dengan pembahasan adalah: hikmah yang berkenaan dengan waktu. Dan dengan mendasarkan pada tiga arti hikmah diatas, maka sering kita dengar dalam keseharian, bagaimana saat seseorang dihadapkan pada ujian, cobaan, atau musibah. Seperti halnya ungkapan berikut: "Ambillah hikmah atas segala sesuatu yang terjadi, itu semua sudah digariskan".

Hikmah pada konteks ungkapan tersebut adalah lebih pada meyakini keputusan (kebijaksanaan), bahwa Tuhan yang Maha Kuasa memiliki rencana yang jauh lebih bagus dan mengetahui waktu yang terbaik.

Literasi

Membahas makna literasi seperti tidak ada habisnya. Apalagi jika mengenai bahasan makna, maka dapat dipastikan setiap orang akan memiliki pemahaman yang berbeda-beda. Oleh karenanya literasi yang dimaksud adalah lebih pada kemampuan membaca makna yang tersirat atas tulisan, pembicaraan, peristiwa, dan alam semesta.

Makna yang tersirat adalah maksud atau makna pembicaraan atau tulisan yang tidak disampaikan secara gamblang tetapi secara tersembunyi yang hanya dapat dimengerti dengan memahami keseluruhan pembicaraan atau tulisan.

 Memahami makna yang tersirat, memiliki spektrum yang luas dan mendalam. Setiap orang akan dapat mengambil hikmah yang berbeda-beda atas satu peristiwa yang sama. Hal ini dimungkinkan adanya perbedaan latar belakang pengenalan, pengetahuan dan pengalaman disepanjang hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun