Pernahkah Anda merasa gelisah saat melihat teman-teman di media sosial sedang berlibur, membeli barang baru, atau memulai hobi baru? Perasaan ini sering kali membuat kita terdorong untuk melakukan hal yang sama, bukan karena kita benar-benar menginginkannya, melainkan karena takut ketinggalan. Fenomena inilah yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out).
FOMO merupakan kecemasan sosial yang didorong oleh persepsi bahwa orang lain sedang menjalani kehidupan yang lebih baik, lebih menarik, atau lebih memuaskan. Dalam era digital, di mana setiap momen kehidupan terekam dan dibagikan secara instan, FOMO bisa mempengaruhi kesehatan mental dan keuangan kita.
Mengapa Kita Begitu Rentan Terhadap FOMO?
Ada beberapa faktor utama yang membuat kita FOMO seperti:
1. Media Sosial sebagai Pemicu Utama: Platform seperti Instagram dan TikTok dirancang untuk menampilkan sorotan terbaik dari kehidupan orang lain. Kita melihat foto liburan yang sempurna, pencapaian karier, dan barang mewah, tanpa menyadari bahwa itu hanyalah sebagian kecil dari realitas.
2. Otak yang Mencari Pengakuan Sosial: Sebagai makhluk sosial, kita ingin merasa terhubung dan menjadi bagian dari kelompok. Otak kita terprogram untuk membandingkan diri dengan orang lain. Ketika kita melihat orang lain mencapai sesuatu, dorongan untuk menyamai atau melampauinya bisa sangat kuat.
3. Kebutuhan Akan Validasi Diri: Banyak dari kita mengukur kesuksesan dan kebahagiaan berdasarkan standar eksternal. Kita membeli barang tertentu atau melakukan aktivitas tertentu bukan karena kita membutuhkannya, tetapi untuk membuktikan kepada diri sendiri dan orang lain bahwa kita "berhasil" atau "bahagia".
Bagaimana FOMO Memengaruhi Keuangan dan Kehidupan Kita?
Efek FOMO tidak hanya terbatas pada perasaan. FOMO memiliki konsekuensi nyata, terutama dalam hal keuangan seperti pengeluaran impulsif, investasi spekulatif dan kecemasan berlebihan.
Cara Mengatasi FOMO dan Kembali Mengendalikan Hidup
Mengatasi FOMO adalah sebuah proses yang membutuhkan kesadaran dan disiplin. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Mendetoks media sosial dengan meluangkan waktu sejenak untuk membatasi atau bahkan beristirahat dari media sosial. Cobalah hapus aplikasi untuk beberapa hari dan perhatikan bagaimana perasaan Anda. Anda mungkin terkejut betapa damainya hidup tanpa perlu membandingkan diri.
2. Fokus pada apa yang sudah Anda miliki dan apa yang telah Anda capai. Buatlah daftar pencapaian pribadi, hobi yang Anda nikmati, atau orang-orang yang Anda sayangi. Dengan begitu, Anda bisa menumbuhkan rasa bersyukur.
3. Berhenti mengukur keberhasilan dengan standar orang lain. Tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang benar-benar membuat saya bahagia?" Mungkin itu adalah ketenangan, waktu bersama keluarga, atau belajar keterampilan baru, bukan materi atau popularitas.
4. Jika FOMO memengaruhi keputusan investasi Anda, ingatkan diri Anda untuk selalu melakukan riset. Pelajari fundamental perusahaan atau aset yang ingin Anda beli, jangan hanya mengikuti tren. Rencanakan investasi jangka panjang yang sesuai dengan profil risiko Anda.
Mengatasi FOMO bukanlah tentang berhenti peduli pada orang lain, melainkan tentang peduli pada diri sendiri. Dengan fokus pada nilai-nilai pribadi dan mengendalikan cara kita berinteraksi dengan dunia digital, kita bisa kembali menjadi pengendali kehidupan kita, bukan sekedar pengikut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI