Magnesium merupakan unsur kedelapan terbanyak di dalam kerak bumi yang bisa didapatkan di lebih dari 60 mineral, namun tidak ditemukan sebagai unsur murni, tetapi terdapat sebagai mineral dengan komposisi yang berbeda. Salah satu senyawa kimia yang mengandung unsur magnesium adalah magnesium hidroksida (Mg(OH)2), yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan dalam kegiatan industri maupun sumber energi terbarukan. Di dalam kegiatan industri, magnesium hidroksida biasa digunakan sebagai perantara pembuatan logam magnesium dan sebagai bahan baku untuk memproduksi magnesium oksida, magnesium karbonat, dan berbagai garam magnesium yang lain. Selain itu, magnesium hidroksida memiliki prospek tinggi untuk kepentingan energi alternatif, yaitu sebagai bahan penyimpan hidrogen. Â Â
Magnesium adalah unsur kimia di dalam sistem berkala yang mempunyai simbol Mg, beratom 12, dan mempunyai berat atom 24,31. Magnesium merupakan unsur yang kedelapan paling melimpah dan terdapat 2 persen di kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Magnesium merupakan logam alkali tanah yang terutama biasa digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium, yang biasanya dinamakan 'magnalium' dan 'magnelium'. Untuk sumber Magnesium digunakan bahan yang berasal dari alam yaitu batuan dolomit. Karena dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis mengandung 40 - 44 % MgCO3 dan 54 - 58 % CaCO3 (Ullmann's, 2005).Â
Ketersediaan bahan baku juga dapat terpenuhi, dikarenakan potensi dolomit yang masih belum banyak dieksploitasi. Sehingga ketersediaan bahan bakunya dapat terjamin. Indonesia adalah negara maritim dan termasuk negara ke 2 dengan garis pantai terpanjang di dunia. Selain sumber Mg yang berasal dari batuan dolomit, sumber Mg lain yang bisa berpotensi dalam produksi Mg(OH)2 yaitu air laut karena mengandung Mg2+ yang relatif tinggi. Bahan baku air laut di Indonesia selalu tersedia dalam jumlah banyak dan merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan harganya relatif murah.
Tabel Bahan Baku Produksi Magnesium
Pembuatan Mg(OH)2 dari dolomit dan air laut paling umum digunakan di seluruh dunia. Hal itu disebabkan bahan baku yang digunakan tersedia banyak dan murah. Cara ini menggunakan bahan baku dolomit, dimana dolomit ini akan bereaksi dengan garam-garam yang terlarut dalam air laut sehingga menghasilkan Mg(OH)2 sebesar 99,71% dan garam-garam lainnya. Kondisi operasi berjalan pada suhu 30 C dan tekanan 1 atm. (Suprihatin, 2010)
Berbagai kegunaan yang ditawarkan oleh Mg(OH)2 tersebut menyebabkan peningkatan kebutuhannya. Sehingga kebutuhan Mg(OH)2 di dunia maupun di Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dimana Indonesia masih mengimpor Mg(OH)2 dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan Mg(OH)2 di dalam negeri. Oleh karena itu, pembangunan industri Magnesium Hidroksida sangat perlu dilakukan terutama di Indonesia.Â
Tabel Kapasitas Produksi Magnesium Hidroksida di Dunia
Sumber Referensi:
Friedich, H.E. and Mordike, B.L., 2006, "Magnesium Technology", Springer Berlin Heidelberg, New York.
Suprihatin, 2010, "Pemanfaatan Air Laut pada Pembuatan Mg(OH)2 dengan Penambahan Ca(OH)2 dari Dolomit", UPN "Veteran" Jawa Timur, Surabaya, Indonesia.