Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunda, Mari Kenalkan Ciri Khas Daerah dengan Cara yang Asyik

26 Maret 2018   17:25 Diperbarui: 26 Maret 2018   18:15 2852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Indonesia merupakan negara kesatuan dengan berbagai macam suku, bahasa, budaya, hingga cita rasa makanan. Masing-masing darinya memiliki ciri khas tersendiri sebagai simbol daerah tersebut agar mudah dikenali oleh masyarakat luas. Contohnya kota Palembang dengan pempek-nya, orang Aceh dengan tari saman-nya, orang Bali dengan udeng-nya, dan masih banyak lagi. 

Mengenalkan ciri khas daerah asal kepada anak sangatlah penting, karena hal tersebut merupakan atribut seseorang yang akan melekat pada dirinya di manapun berada. Malu dong jika kita tidak tahu menahu tentang ke-khas-an kita sendiri ketika ditanya oleh orang lain. Memahami ciri khas dari daerah asal juga merupakan wujud rasa bangga dalam diri atas warisan nenek moyang sekaligus penumbuh semangat untuk tetap melestarikannya agar tidak pudar ditelan zaman. 

Sebagai orangtua maupun guru, terkadang kita bingung bagaimana cara mengenalkan ciri khas daerah kepada anak usia dini. Entah karena terkesan kuno, dianggap kolot dan tidak mengikuti tumbuh kembang peradaban, atau malah dianggap tidak penting karena belum tentu akan bermanfaat bagi kehidupan anak di masa mendatang. Padahal ---sekali lagi, culture is our identity, no matter what.Keunikan seseorang tidak hanya dilihat dari kepribadiannya, namun juga ke-khas-an daerah tempat ia berasal.

Nah,sedikit ulasan kali ini akan memberikan solusi tentang bagaimana cara menginternalisasi pembelajaran budaya melalui berbagai cara yang seru, kekinian, dan tentu menyenangkan bagi anak. Sesungguhnya yang menjadi kunci utama dalam men-transfer ilmu pengetahuan pada anak usia dini hanya satu, yakni: bermain! Ya, aktivitas asyik yang satu ini akan membantu banyak untuk men-stimulus anak. And here we go...

Salah satu ciri khas yang dimiliki oleh Kota Malang (karena penulis berasal dari kota tersebut, hehe) adalah Topeng Malang. Sebagaimana kita ketahui, topeng merupakan salah satu atribut atau aksesoris yang sering dipakai oleh penari atau digunakan oleh seorang aktor. Akan tetapi bila merujuk pada sejarah peradaban, sesungguhnya topeng memiliki fungsi yang sakral di awal kemunculannya. Dalam mengenalkan ciri khas ini ke pada anak baik di sekolah maupun di rumah, guru dan orang tua harus kreatif untuk mengemasnya dalam bentuk permainan yang edukatif. Adapun Topeng Malang dapat dimanfaatkan sebagai media seperti:

1. Digunakan untuk metode bercerita atau bermain peran

Jika metode bercerita biasanya menggunakan boneka tangan/jari dan wayang, maka Topeng Malang juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk menyampaikan berbagai kisah dan pesan moral bagi anak. Dengan sedikit modifikasi, karakter wajah dalam Topeng Malang dapat diubah lebih ekspresif dan menarik perhatian. Selain itu, tokoh-tokoh yang ada dalam Topeng Malang seperti Panji Asmoro Bangun, Dewi Sekartaji, Gunung Sari, dan sebagainya dapat memperluas khasanah pengetahuan budaya dan sejarah bagi anak. Guru atau orang tua juga dapat memanfaatkan Topeng Malang sebagai media bermain peran supaya anak ikut terlibat dan mencoba hal baru, yakni pengalaman pertama memakai Topeng Malang. Metode bercerita atau bermain peran dengan menggunakan Topeng Malang dapat mengembangkan aspek sosio emosional, bahasa, serta melatih kecerdasan interpersonal dan menanamkan rasa percaya diri pada anak.

2. Melukis dengan media Topeng Malang

Melukis adalah salah satu kegiatan yang sangat disenangi anak. Dalam pelaksanaannya, melukis dapat menggunakan berbagai media seperti kertas, kanvas, kain, dan sebagainya. Mengenalkan budaya Topeng Malang pada anak dapat dilakukan melalui kegiatan melukis dengan media topeng "mentahan", yakni topeng yang masih belum diberi warna. Pada zaman dahulu, memang Topeng Malang terbuat dari emas atau logam. Seiring dengan perkembangan zaman, kini Topeng Malang dibuat oleh pengerajin kayu dengan bahan kayu sengon sehingga aman dan tidak mudah pecah. Melukis di atas topeng memiliki banyak manfaat bagi anak. Selain mengembangkan aspek seni, melukis Topeng Malang juga akan mengembangkan daya kreativitas, imajinasi, serta melatih motorik halus anak.

3. Membuat Topeng Malang dari Clay

Claymerupakan salah satu jenis permainan modern yang kini sedang diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. bahan pembuatan clayjuga mudah didapatkan di mana saja, yakni tepung terigu, tepung maizena, tepung kanji, dan lem kayu dengan perbandingan 1:1:1:1. Untuk menarik perhatian, bahan-bahan tersebut dapat dicampur dengan berbagai pewarna makanan. claymenjadi salah satu inovasi media pembelajaran modern dan menyenangkan bagi anak. Guru atau orang tua hanya perlu menyediakan adonan claydan cetakan berbentuk Topeng Malang untuk memudahkannya. Media ini dapat mengembangkan motorik halus dan koordinasi mata serta tangan sembari mengenalkan iconkota Malang yang paling menonjol ini. Media clayjuga dapat diganti dengan alternatif lain seperti plastisin, tanah liat, dan sebagainya.

Bagaimana, mudah bukan? Selamat mencoba!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun