Mohon tunggu...
Afif Auliya Nurani
Afif Auliya Nurani Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Semakin kita merasa harus bisa, kita harus semakin bisa merasa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Resensi] Menumbuhkan Anak melalui Cerita

19 Oktober 2017   22:39 Diperbarui: 19 Oktober 2017   23:01 3448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Ketika Sofi sedang berkeliling di sekitar ladang, ia melihat seekor jerapah sedang melintas.

"Kasihan sekali jerapah itu, pasti ia kepayahan berjalan gara-gara lehernya yang panjang. Hmm, aku akan membuat lehernya jadi pendek" gumam Sofi. Kemudian ia menggerakkan tongkat ajaibnya.

"Apa yang terjadi denganku?!" pekik jerapah ketika ia mendapati lehernya berubah menjadi pendek. Jerapah tersebut sangat kebingungan.

-Sofi dan Tongkat Ajaib, Bab 1

Bagi anak-anak, cerita adalah sebuah hal yang menakjubkan. Cerita mampu mengantarkan mereka ke dunia yang indah dan penuh keajaiban. Tidak heran, karena pada dasarnya semua manusia adalah homo fabulans(makhluk penyuka cerita). Berbagai peristiwa dalam sebuah cerita seringkali membuat anak terkagum. Selain itu, salah satu karakteristik yang menonjol dalam diri anak adalah karakter peniru ulung. Oleh karena itu, cerita yang mereka tangkap akan diingat hingga dewasa dan bahkan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Cerita yang baik tentu adalah cerita yang mengandung banyak pesan kebaikan yang tidak muluk-mulukuntuk dapat diterima anak. Cerita juga memberi ruang pada anak untuk belajar membedakan hal yang benar dan salah, mengerti permasalahan moral yang terjadi, juga cara menyelesaikannya. Melalui cerita, anak akan belajar rasional dan menalar moral yang digunakan tokoh fiktif dalam cerita untuk menghadapi suatu keadaan. Semakin banyak pesan moral yang diserap anak, maka semakin baik pula perkembangan moralnya. Nah,buku dengan sampul biru muda yang manis ini hadir untuk memberi kesempatan ke pada orangtua dalam menanamkan nilai-nilai moral ke pada buah hati.

Dengan cerita fantasi yang bervariasi seperti dongeng, legenda, fabel, dan sebagainya, anak tidak akan merasa bosan untuk mendengarnya. Selain itu, bahasa yang digunakan sangat sederhana sehingga mudah dicerna oleh semua usia. Bagi anak usia Sekolah Dasar, buku ini dapat digunakan sebagai alternatif pengganti bacaan ringan seperti komik-komik khayal sekaligus sebagai pembelajaran sikap karena masa tersebut adalah sebaik-baik masa untuk mengajarkan akhlaqul karimahseperti nilai kejujuran, tolong menolong, rendah hati, sabar, dan sebagainya. Seperti dalam kutipan cerita berikut:

 "Tidak baik menertawakan orang yang sedang terkena musibah. Nanti kena batunya lho!" kata kelinci sambil mengulurkan tangannya untuk elang yang sayapnya terluka karena tergores ranting di dalam jebakan tersebut.

"Tidak perlu kelinci, aku tidak perlu bantuanmu! Aku tidak menyukaimu, sehingga aku sengaja telah merusak kebunmu!" tanpa sadar, elang mengakui perbuatannya. Elang pun menutup mulutnya dengan sayap. Kelinci dan kura-kura tercengan mendengar pengakuan elang.

"apa kamu bilang? Jadi, selama ini yang merusak kebun kelinci itu kamu? Mengapa kamu melakukan itu?" tanya kura-kura dengan penuh emosi.

"ya, aku yang melakukannya. Aku sangat iri melihat kelinci. Ia memiliki kebun yang sangat indah. Selain itu, ia juga memiliki banyak teman. sangat berbeda sekali denganku yang tidak memiliki keduanya!" kata elang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun