Aksi demonstrasi yang berlangsung dari tanggal 25 hingga 28 Agustus 2025 menjadi sorotan utama di Indonesia, tidak hanya karena skala dan intensitasnya, tetapi juga karena dampaknya yang signifikan terhadap kondisi ekonomi nasional. Gelombang protes yang dipicu oleh isu-isu ketidakadilan sosial dan kebijakan ekonomi ini menciptakan gelombang kejutan yang meresahkan pasar dan memengaruhi stabilitas ekonomi di berbagai sektor.
Gangguan Aktivitas Ekonomi dan Kerugian Langsung
Dampak paling nyata dan langsung dari demo ini adalah terganggunya aktivitas ekonomi sehari-hari. Penutupan jalan-jalan utama, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, menghentikan rantai pasokan dan mobilitas. Perusahaan-perusahaan terpaksa menghentikan atau mengurangi operasional, menyebabkan kerugian besar. Sektor ritel, transportasi, dan pariwisata menjadi yang paling menderita, dengan penurunan omzet yang signifikan.
Selain itu, laporan mengenai kerugian akibat kerusakan fasilitas publik dan swasta juga terus bermunculan. Di Jakarta saja, Menteri Dalam Negeri memperkirakan kerugian akibat kerusakan fasilitas transportasi publik mencapai puluhan miliar rupiah. Kerusakan ini tidak hanya memerlukan biaya perbaikan yang besar tetapi juga mengganggu layanan esensial bagi masyarakat.
Volatilitas Pasar Keuangan dan Arus Modal Keluar
Ketidakpastian politik dan keamanan yang dipicu oleh demonstrasi menciptakan sentimen negatif di kalangan investor. Hal ini langsung tercermin pada pasar keuangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan jual yang kuat, terutama dari investor asing yang memilih untuk menarik modalnya (capital outflow). Kekhawatiran akan ketidakstabilan politik mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman.
Di pasar valuta asing, nilai tukar Rupiah juga tertekan. Meski Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi untuk menstabilkan Rupiah, pelemahan tetap terjadi karena sentimen negatif domestik dan faktor eksternal. Pelemahan Rupiah ini berpotensi meningkatkan biaya impor dan memperburuk inflasi, yang pada akhirnya akan membebani masyarakat.
Penurunan Kepercayaan Investor: Dampak Jangka Panjang
Dampak jangka panjang yang paling mengkhawatirkan adalah erosi kepercayaan investor. Demonstrasi yang berkepanjangan dan diwarnai dengan kekerasan dapat membuat Indonesia dipandang sebagai negara dengan risiko politik yang tinggi. Jika hal ini terjadi, investor akan berpikir dua kali sebelum menanamkan modalnya, baik untuk investasi langsung maupun portofolio.
Penundaan atau pembatalan investasi baru akan menghambat penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Beberapa ekonom bahkan memperkirakan bahwa kerugian makroekonomi akibat demo ini bisa mencapai triliunan rupiah dan berpotensi membuat target pertumbuhan ekonomi tahun 2025 sulit tercapai.
Langkah-langkah Pemulihan Ekonomi