Mohon tunggu...
A Afgiansyah
A Afgiansyah Mohon Tunggu... Dosen - Digital communication specialist

Praktisi dan Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran. Co-Founder Proxymedia.id // Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana, Universitas Indonesia, dan Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penghormatan Buat Ade Armando

12 April 2022   10:50 Diperbarui: 12 April 2022   10:57 2620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ade Armando, Foto: Dok pribadi/Facebook

Sekitar 20 tahun lalu, Saya jadi salah satu mahasiswa Ade Armando di Universitas Indonesia. Saya ingat beliau mengajar mata kuliah Sosiologi Komunikasi. Ini mata kuliah teori yang membosankan, namun Ade Armando berhasil membawakannya dengan ringan hingga Saya menyukai kuliah ini. Sangat disesalkan bagaimana demo 11 April 2022 membawa petaka buat beliau.

Ade Armando jadi salah satu dosen favorit pada masa Saya berkuliah di jurusan Komunikasi, Universitas Indonesia. Ia dikenal dekat dengan mahasiswa. Kita memanggilnya "Bang Ade". Ilmunya pun mumpuni. Beliau punya punya banyak referensi sehingga kuliah-kuliah teori jadi lebih mudah dipahami. Melihat bagaimana Ade Armando dihajar massa pada demo 11 April membuat Saya merasa sedih. Namun yang lebih sedih lagi, bagaimana aksi ini ikut diselebrasi di media sosial.

Ade Armando trending di Twitter. Foto: Twitter
Ade Armando trending di Twitter. Foto: Twitter

Menjelang waktu berbuka puasa di Jakarta bersamaan dengan demo 11 April, Ade Armando trending di twitter. Foto dan video bagaimana Ade Armando dihajar massa, dipukuli hingga hampir ditelanjangi ramai tersebar. 

Di antara foto-foto itu, terselip foto pasca kekerasan Ade Armando setengah telanjang. Foto ini pun diselebrasi sambil menyumpahi. Ini sangat memprihatinkan. Bukan hanya massa di lapangan, tapi di media sosial pun masih berlanjut aksi serampangan.

Kenapa Ade Armando Dipersekusi?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti persekusi adalah pemburuan sewenang-wenang terhadap seseorang atau sejumlah warga, dan kemudian disakiti, dipersusah, atau ditumpas. Tindakan persekusi yang dilakukan bisa berupa penyiksaan atau penganiayaan tanpa memandang kemanusiaan lagi.

Lalu pertanyaannya kenapa Ade Armando dipersekusi? Di twitter, Saya temukan satu video bagaimana beberapa orang berteriak-teriak menyumpahi Ade Armando. Video ini diposting oleh @kotakpandora5 degnan tweet, "Keciduk !! Ade Armando digeruduk emak-emak di Aksi 11.4." Salah satu suara perempuan terdengar sangat jelas menyumpahi dengan nada tinggi, "bulan puasa! Munafik, pengkhianat, penjilat. Sadar kamu sadar! Sadar bulan puasa!

Foto: Twitter/@kotakpandora5
Foto: Twitter/@kotakpandora5

Ade Armando memang kerap vokal baik di media massa maupun di media sosial. Ia kerap membawakan suara "anti mainstream" yang berbeda dengan pemikiran orang pada umumnya. Salah satu yang cukup kontroversial mengenai perintah salat 5 waktu bagi umat Islam tidak ada dalam Al-Qur'an.

Apakah ini yang menyebabkan dirinya dipersekusi? Bisa jadi. Jika benar, kita harus prihatin kepada masyarakat Indonesia yang sulit menerima wacana berbeda dari pemikiran masyarakat pada umumnya. Jangankan diskusi, menerima fakta pun sulit.

Sebagai contoh pandangan Ade Armando soal perintah salat 5 waktu tidak ada dalam Al-Qur'an. Pada dasarnya Ia mengungkapkan fakta. Rincian mengenai salat mulai dari tata cara hingga waktu-waktu salat termaktub dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Al-Qur'an sendiri menyerukan perintah salat dengan memberikan beberapa keterangan waktu salat pada ayat-ayat terpisah.

Ade Armando mungkin saja salah mengenai pandangannya. Namun tentunya itu tidak buru-buru disebut sebagai melecehkan agama. Perlu dilihat konteks sehingga pandangan tersebut dimunculkan. Jika masyarakat kita bisa terbuka terhadap diskusi, perbedaan pandangan bisa diselaraskan tanpa perlu melakukan kekerasan.

Sampai dengan pukul 8 malam 11 April 2022, Ade Armando masih trending di Twitter dengan 75.000 lebih jumlah posting. Di antara puluhan ribu tweet itu, cukup dominan orang-orang yang berpikiran terbuka tentang perbedaan pendapat bukan berarti berujung dengan kekerasan.

Seperti tweet dari @mirsyada98 menyebutkan, "I disagree with some of his opinions, even think some of them are problematic. However, Ade Armando doesn't deserve this. The police (cc &@DivHumas_Polri) must find the perpetrator." Ia menyampaikan bahwa dirinya tidak sependapat dengan beberapa pemikiran Ade Armando. Sebagian di antaranya bahkan bermasalah. Namun menurutnya Ade Armando tetap tidak layak memperoleh perlakuan kekerasan. Ia meminta polisi untuk menemukan pelakunya.

Dukungan untuk Ade Armando di Twitter. Foto: Twitter/@mirsyada98
Dukungan untuk Ade Armando di Twitter. Foto: Twitter/@mirsyada98

Pemikiran seperti ini perlu diberi penghormatan dan disebarluaskan. Masyarakat Indonesia perlu berpikiran terbuka. Perbedaan pendapat bukan hal yang tabu sementara tindak kekerasan harus dihindari. Jika perbedaan pendapat diselesaikan dengan tindak kekerasan maka kita sama saja dengan masyarakat tanpa adab.

Penghormatan Saya berikan kepada Ade Armando yang berani menyuarakan pemikiran-pemikiran berbeda dari masyarakat pada umumnya. Dalam masyarakat yang masih rentan polarisasi dan main hakim sendiri, ini bisa jadi tindakan heroik seperti yang terjadi pada beliau pada demo 11 April.

Semoga saja tindakan kekerasan yang diterima Ade Armando menjadikannya sebagai martir dalam menyuarakan pendapat. Peristiwa ini mudah-mudahan jadi pemicu terbukanya dialog dan berakhirnya tindak kekerasan karena perbedaan pendapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun