Hari ini sudah masuk pertengahan bulan Rajab menurut perhitungan tahun Hijriyah/Qomariyah. Bagi yang tidak terikat adat, merupakan hari-hari biasa yang diisi dengan berbagai aktifitas untuk yang kerja, dan diisi penuh kebengongan untuk pengangguran.
Di Jawa, ada sebagian orang yang memelihara tradisi "Rajaban", dengan segala macam bentuk. 2 minggu lagi masuk bulan Sya'ban, yang merupakan pintu gerbang menyambut bulan ramadhan.
Tadi malam langit cukup cerah. Sang rembulan dengan takzim memantulkan cahaya ke bumi. Berbahagialah yang melakukan kegiatan malam hari di luar rumah. Lebih berbahagia lagi yang melintasi laut, dan berada diatas kapal. Ia sangat leluasa memandang ke langit yang hanya ditemani oleh bulan.
Tadi malam saya juga di tengah sawah. Karena memang rumah saya di pinggir sawah. Kebetulan sawah baru saja digenangi air yang akan segera ditanami padi. Air yang mengkilat seakan menantang sang bulan, menambah suasana menjadi indah. Saya hanya menikmati birunya langit, pantulan air, suara jengkerik, dan dinginnya malam. Keindahan seperti inilah yang tak akan lama berlalu.
Peristiwa serupa sempat saya lakukan beberapa tahun silam. Ketika rembulan bersinar terang, diselimuti dengan langit biru nan cerah. Saya menuju desa Kledung. Daerah yang diapit oleh gunung Sindoro dan Sumbing, yang merupakan puncak perbatasan kota Parakan dan kota Wonosobo.
Saya sengaja melintas daerah itu tengah malam agar supaya tidak berpapasan dengan kendaraan. Mulai dari Parakan, lampu motor dimatikan. Jalannya menanjak dan berliku-liku. Lerengnya cukup tinggi dan terjal dan jurangnya juga cukup dalam. Saya Cuma mengandalkan cahaya bulan. Nikmat betul!
Bagi yang tidak berani ajaklah teman, karena tepat disisi kanan-kiri jalan banyak kuburan.