Mohon tunggu...
Affa 88
Affa 88 Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Social Activist, Nahdliyin

Ojo Dumeh, Ojo Gumunan, Ojo Kagetan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

DetikCom yang Sembrono

3 Mei 2011   16:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:06 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua jam yang lalu, sekitar pukul setengah sembilan malam ini (3 Mei 2011) saya mendapati artikel link ke situs berita online DETIK.COM yang mengungkapkan berita mengejutkan bagi saya pribadi selaku seorang muslim. Detikcom dengan judul artikel yang sangat menarik sehingga banyak komentar menyerbunya baik secara langsung maupun melalui jejaring sosial twitter, yakni Kiai NU : Osama Mati Syahid, Tak Selayaknya Dibuang ke Laut telah membawa perhatian saya yang juga warga NU (Nahdlatul Ulama) untuk membacanya. Isian berita yang saya baca memang cocok dengan judulnya. Namun, yang menjadi masalah besar adalah 'NU'. Ya, kata NU yang muncul sebagai subjek berita sangat sembrono ditulis oleh redaksi Detikcom. Kita tahu selama ini, NU dan GP ANSOR, sangat mengecam aksi teror di Indonesia dan juga terorisme di luar negeri. Secara umum, juga diwartakan bahwa Osama Bin Laden adalah aktor terorisme itu. Demikian juga pada beberapa waktu lalu dimana bom cirebon, PBNU secara tegas mengutuk aksi semacam itu. Dan ini yang penting, di website PBNU sendiri, meninggalnya Osama bin Laden tidak begitu dibahas yang menandakan bahwa PBNU tidak begitu berkomentar dengan berita ini. Kalau kemudian Detikcom menyampaikan berita itu, apalagi secara tegas bahwa Kyai yang disebutkan dalam berita adalah mantan PCNU Kediri, itu adalah kesalahan besar. Pantas saja, komentarnya pun membludak dan menimbulkan kontroversi bahkan pro kontra dan tak jarang mengkritik NU sendiri, ada yang mungkin NU terpecah, dan ada yang mengkritik Detikcom. Dan kritikan terakhir inilah yang menyebabkan Detikcom mengubah judul berita ini dua setengah jam berikutnya ketika komentar sudah mencapai 250-an. Sungguh ironis, jika pewarta (bahkan media berita terkenal) kemudian membuat berita yang sembrono - dalam hal ini seolah-olah NU (secara umum) sesuai dengan pernyataan seorang mantan pengurusnya itu- kepada publik. Saya pribadi begitu kecewa dengan Detikcom. Tapi saya tidak lantas mengkritiknya di website tersebut dikarenakan tidak ada ajang menulis seperti yang ditunjukan oleh Kompas.com dengan Kompasiana-nya. Berikut ini adalah bukti dari kontroversi ini itu. Link berita : http://www.detiknews.com/read/2011/05/03/203942/1631758/10/kiai-nu-osama-mati-syahid-tak-selayaknya-dibuang-ke-laut Kemudian judulnya diubah menjadi :  Kiai Kediri Sebut Osama Mati Syahid, Tak Selayaknya Dibuang ke Laut Bedakan link dan judul. UPDATE : Terakhir saya berkunjung ke link tersebut -ketika komentar mencapai 330-an , Detikcom kembali mengubah judulnya (mungkin masih mengandung kontroversi dengan kata "Kediri"nya ini) dan diubah dengan judul : Gus War: Osama Mati Syahid, Tak Selayaknya Dibuang ke Laut. Semoga ini menjadi pelajaran bagi Detikcom untuk lebih berhati-hati dalam penyampaian judul berita, jangan hanya supaya menarik dan pengujungnya banyak lantas membuat judul yang tidak sinkron dengan keadaan pada umumnya. Demikian juga dengan media lain. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun