Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... profesional -

Fasilitator yang sehari-hari mengajar. Investor kecil-kecilan yang setiap saat melihat peluang investasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengubah Seseorang

8 Januari 2013   08:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:22 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

“Andi orangnya cuek, judes. Bikin kita malas ngobrol sama dia.”

“Maya itu mah pesimis aja bawaannya, selalu takut membuat terobosan.”

“Johan selalu telat menyelesaikan pekerjaannya. Ada aja alasannya.”

Apa yang menetap dalam diri seseorang dan apa yang tidak menetap dalam diri seseorang? Apa yang menetap dan relatif tidak bisa dirubah dalam diri seseorang adalah kepribadian. Ketika anda menikahi seseorang itu berarti anda menikahi seseorang yang sebagian besar dirinya (kepribadiannya) relatif tidak bisa dirubah. Jika dia tipikal pencemas, rasa-rasanya seumur hidup tampilan itu akan terus tampak dalam dirinya. Jika dia tipe kompulsif, rumah anda akan selalu rapi dan bersih dan dia akan marah jika rumah menjadi berantakan.

Apa yang menyusun kepribadian seseorang? Perilaku akan menjadi sifat/trait kemudian trait akan menjadi habit dan akhirnya habit menjadi tipe (kepribadian). Dalam kepribadian terdapat domain interpersonal, intrapiskis, biologis, kognitif yang saling menguatkan satu sama lainnya sehingga menetap.Ini menyebabkan seseorang itu menjadi predictable. Konsep Ini yang dipakai dalam seleksi pekerjaan: kalau anda itu orangnya A berarti saat bekerja bakal A.

Jika ingin merubah seseorang perhatikanlah prinsip berikut: Kepribadian menentukan pola perilaku yang ditampilkan. Perilaku membentuk kepribadian.

Apabila ingin merubah seseorang rubahlah perilaku orang tersebut. Perilaku secara esensial tidak menetap karenanya memungkinkan perubahan. Terapi umumnya bergerak dalam ranah ini. Dalam suatu perilaku terdapat state atau kondisi internal seseorang. Saat saya senang saya akan tersenyum. Saat saya sedih saya akan menangis. Itulah yang disebut state. Dalam state terdapat dua hal yaitu representasi internal dan fisiologis. Jika dua hal ini berubah maka perilaku seseorang akan berubah.

Yang pertama adalah representasi internal. RI mempunyai beberapa komponenyakni Perspektif, minat, emosi kepercayaan diri.

“Menurut saya itu tas yang jelek, (saya juga lagi tidak berminat beli tas), selain nggak suka juga ngga ada uangnya”. Kira-kira orang ini akan berperilaku membeli tas? 100% Pasti tidak.

“Tas ini bagus sekali (tapi lagi nggak butuh tas nih), meskipun suka, uangnya nggak ada”. Orang ini juga tidak akan berperilaku konsumtif tapi kemungkinan perilaku membeli lebih tinggi dibandingkan yang di atas.

“Tas ini bagus sekali (aku juga lagi butuh tas), suka banget tapi duitnya kurang.” Orang ini punya kemungkinan berperilaku membeli jika dia ada kesempatan misal punya kartu kredit.

Jadi dengan contoh di atas, konfigurasi dari komponen representasi internal sangat menentukan perilaku seseorang.Sama halnya jika anda ingin merubah perilaku seseorang tapi dia tidak berminat berubah akan mengecilkan potensi perubahan. Coba baca tulisan saya mengenai tahapan perubahan seseorang di

http://goo.gl/qNaC6 . Anda harus menggunakan cara-cara strategis untuk merubah kondisi state seseorang.Pada tulisan lain saya akan membahas mengenai teknik tersebut.

Kedua adalah fisiologis berkaitan dengan kondisi biologis, fisik seseorang. Jantung yang bergedup kencang akan membuat seseorang menjadi awas dan cemas. Biasanya diikuti dengan nafas yang pendek-pendek. Dalam batasan tertentu antara representasi internal dengan fisiologis terdapat hubungan timbal balik.Saat anda pesimistis, tubuh akan lemas. Saat anda tidak suka bibir akan mencibir. Saat takut, jantung akan berdebar-debar. Merilekskan kondisi tubuh bisa membuat seseorang menjadi tenang. Kalau orang bahagia dan anda bisa membuatnya tertawa, biasanya dia akan berperilaku sesuai dengan kemauan anda. Keterbatasan fisik mempengaruhi perilaku. Seseorang yang sakit jantung tentu tidak diharapkan berlari jarak jauh dengan kencang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun