Mohon tunggu...
Aesti BudhiMulatsih
Aesti BudhiMulatsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Saranjana: Kota Ghoib

10 Januari 2024   14:40 Diperbarui: 10 Januari 2024   15:24 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Reviewer : Aesti Budhi Mulatsih
Judul   : Saranjana: Kota Ghaib
Sutradara : Johansyah Jumberan
Tahun  : 2023

Film ini berisi tentang lokasi kota ghaib, Saranjana, di Kalimantan yang memiliki banyak mitos, karena konon katanya adanya seseorang yang hilang dan tidak dapat kembali ke dunia manusia jika sudah terjebak di sana. Dalam film ini, menceritakan tentang pencarian seorang anggota band Shinta (Adinda Azani) yang hilang diculik oleh seorang penghuni yang ada di kota Saranjana, karena menginginkan untuk menikahi Shinta (Adinda Azani). Hilangnya Shinta membuat anggota band dan teman-temannya rela mencari dan bertaruh nyawa demi menolong Shinta sebelum 7 hari, apabila terlambat Shinta akan selamanya tinggal di kota ghaib Saranjana selama- lamanya, namun saat bertemu dengan Shinta, ia tidak ingin kembali ke dunia nyata karena merasa nyaman tinggal di kota ghaib itu.

Film ini disutradarai oleh Johansyah Jumberan dan diperankan oleh Aninda Azani (Shinta), Luthfi Aulia (Rendy), Irzan Faiq (Dion), Ajeng Fauziah (Fey), Betari Ayu (Fitri), Gusti Ginah (Midah), M. Adhiyat (Hendra), Ananda George (Kakek Hendra), Mourys Sam (Anwar). Para pemain memerankan dengan keprofesionalannya untuk berpetualang di hutan dan sungai.

Film ini lebih ke arah petualangan dalam mencari seseorang yang hilang di kota ghaib, rasanya tidak begitu seram, saya kira film ini akan bergenre horor namun ternyata saya merasa diajak berpetualang dan dihadang oleh rintangan yang berbahaya. Bahkan saya mengira kota Saranjana yang akan disuguhkan yaitu benar-benar kota yang besar, namun itu semua hanya gambaran saat melihat kota Saranjana itu dari jauh. Karena, setelah para pemain masuk ke dalam kota Saranjana itu tampak seperti pedesaan yang dekat dengan hutan ataupun pepohonan, padahal saat diperlihatkan kota itu sangat mewah.

Dibalik kekurangan itu, film ini juga memiliki kelebihan tersendiri. Latar belakang diambil sangatlah 'niat' sekali, mengambil banyak kota di Kalimantan, memperlihatkan perjalanan mereka dari satu kota ke kota lainnya hingga menuju ke tempat yang mereka tuju untuk meminta bantuan menolong Shinta. Hal tersebut membuat seolah olah mereka berhari-hari dalam perjalanan mengelilingi kota di Kalimantan. Bahkan setiap titik pemberhentian atau titik mereka sampai dalam suatu kota akan dijelaskan nama kota tersebut beserta tanda atau iconic dari salah satu tempat, seperti tugu atau sebagainya. Perjalanan mereka menelusuri sungai juga diperlihatkan dalam film ini hanya dengan menaiki sampan perahu. Begitupun saya juga disuguhkan dengan adanya adegan pemakaman di bawah air yang identik di suatu kota di Kalimantan yang memang wilayahnya memiliki banyak air. Tidak lupa pula, film ini menyajikan terjemahan bahasa Indonesia dalam setiap huruf Arab yang diperlihatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun