Data ini memperkuat bahwa supervisi bukan hanya sekadar kewajiban administratif, melainkan alat pembinaan dan transformasi yang nyata bagi pembelajaran.
Mengawal kualitas pembelajaran bukan hanya tanggung jawab guru, tetapi juga pemimpin sekolah. Supervisi yang bermakna dapat menjadi kunci perubahan dari dalam---membangun semangat guru, menyalakan api inovasi, dan memastikan bahwa pembelajaran bukan sekadar rutinitas, tetapi pengalaman bermakna bagi siswa. Supervisi bukan tentang "menilai", tetapi tentang "menumbuhkan". Dan untuk tumbuh, setiap guru butuh ruang yang aman, dialog yang jujur, dan dukungan yang nyata. Jika kita ingin pendidikan kita bermutu, maka kita harus mulai dari proses, bukan hanya hasil. Dan salah satu proses terpenting yang sering dilupakan adalah supervisi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI