Harapan besar sempat kita gantungkan pada Timnas U-23 Indonesia setelah penampilan gemilang di Piala Asia 2024. Namun, perjalanan menuju edisi 2026 ternyata tidak semulus yang dibayangkan. Kegagalan lolos kali ini menyisakan banyak pelajaran berharga. Mari kita lihat lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi, dan mengapa Garuda Muda harus tersingkir lebih cepat dari yang kita harapkan.Â
1. Penempatan di Pot Undian (Seeding) yang Tidak Menguntungkan
-
Indonesia justru tidak masuk ke Pot 1 meskipun sempat menembus semifinal edisi 2024. Hal ini merupakan kejutan karena sebelumnya performa seperti itu biasanya menempatkan tim ke Pot unggulan.Â
Sistem poin AFC untuk seed berdasarkan tiga edisi terakhir (2024 = 100%, 2022 = 50%, 2020 = 25%) menempatkan Indonesia di peringkat ke-13, sehingga berada di Pot 2. Indonesia absen di dua edisi sebelumnya (2022 & 2020), sehingga poinnya rendah.Â
Akibatnya, saat drawing untuk kualifikasi, Indonesia masuk dalam grup yang lebih berat, bertemu tim unggulan potensial dari Pot 1.
2. Grup Kualifikasi Sulit (Grup J)
Indonesia tergabung di Grup J bersama Korea Selatan, Laos, dan Makau, dan akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan grup pada 1--9 September 2025.Â
Format kualifikasi hanya membuka jalan bagi 21 tim (11 juara grup + 4 runner-up terbaik) ke putaran final di Arab Saudi (Januari 2026).
3. Hasil Buruk dalam Laga Pembuka --- Imbang dengan Laos
Pada laga pembuka tanggal 3 September 2025, Indonesia hanya bermain imbang 0-0 melawan Laos, padahal menguasai pertandingan dan menciptakan banyak peluang. Kesempatan besar seperti gol yang dianulir karena offside menyentuh pemain, kegagalan eksekusi di beberapa peluang penting---menjadi penentu hasil akhir.Â
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!