"Jangan taruh semua telur di satu keranjang."
Manajer investasi juga menerapkan strategi portofolio untuk menyeimbangkan antara risiko dan imbal hasil (risk and return). Jadi, setiap rupiah yang kita tanamkan di reksa dana bekerja di balik layar dengan strategi profesional yang sama dengan investor besar.
3. Jenis Reksa Dana yang Bisa Dipilih
Masyarakat tidak perlu takut salah pilih, karena reksa dana punya banyak jenis sesuai tujuan dan profil risiko:
- Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana ini memiliki resiko yang rendah dengan imbal hasil 6-8 persen per tahun. Jenis ini cocok untuk pemula atau untuk dana darurat.
- Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana ini memiliki resiko yang menengah dengan imbal hasil 4-6 persen per tahun. Jenis ini cocok untuk investasi tujuan 1 sampai 3 tahun.
- Reksa Dana Campuran
Reksa dana ini memiliki resiko yang sedang sampai tinggi dengan imbal hasil 7-10 persen per tahun. Jenis ini cocok untuk investasi tujuan 3 sampai 5 tahun.
- Reksa Dana Saham
Reksa dana ini memiliki resiko yang tinggi dengan imbal hasil lebih dari 10 persen per tahun. Jenis ini cocok untuk investasi tujuan 5 tahun atau lebih.
Pendekatan ini sejalan dengan strategi manajemen risiko modern, di mana setiap keputusan investasi harus disesuaikan dengan tujuan, waktu, dan toleransi risiko investor.
4. Pembelajaran Manajemen yang Bisa Diambil Masyarakat
Dari reksa dana, masyarakat bisa belajar banyak hal penting tentang manajemen keuangan pribadi, antara lain:
- Perencanaan Keuangan (Financial Planning):Â menentukan tujuan finansial (pendidikan anak, pensiun, rumah).
- Manajemen Risiko: belajar bahwa keuntungan tinggi selalu datang bersama risiko tinggi dan bahwa keseimbangan lebih penting daripada spekulasi.
- Disiplin Keuangan:Â dengan investasi rutin (misalnya Rp100 ribu/bulan), masyarakat membentuk kebiasaan menabung yang produktif.
- Dalam konteks ini, reksa dana bukan hanya instrumen finansial, tetapi juga alat edukasi manajemen keuangan yang melatih disiplin, kesabaran, dan perencanaan jangka panjang.