Mohon tunggu...
AE Krisna
AE Krisna Mohon Tunggu... Pengajar

Pemerhati pendidikan dan ilmu manajemen

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dinamika IHSG Pasca Pemangkasan Suku Bungan BI dan Potensi Dampak Masuknya Oracle

25 September 2025   15:18 Diperbarui: 25 September 2025   15:18 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perspektif Opini Ekonomi

Penulis: AE Krisna

Pendahuluan: Momentum Bersejarah di Tengah Gejolak Global

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertingginya di angka 8.025 beberapa waktu setelah Oracle masuk. Hal ini mencerminkan optimisme kuat terhadap pasar modal Indonesia. Bank Indonesia (BI) baru saja membuat keputusan berani dengan memangkas suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) menjadi 4,75% pada September 2025. Di sisi lain, sentimen global terkait kinerja perusahaan teknologi raksasa seperti Oracle Corporation tengah menciptakan gelombang baru di pasar keuangan internasional. Pertanyaannya: bagaimana kedua faktor ini saling berinteraksi dan membentuk dinamika IHSG dalam beberapa pekan terakhir?

Dalam hal ini keputusan BI ini bukanlah sekadar langkah teknis moneter, melainkan sinyal politik ekonomi yang kuat tentang arah perekonomian Indonesia ke depan. Sementara itu, meskipun Oracle tidak secara langsung tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dampak riil dari kinerja perusahaan ini dan ekosistem teknologi yang dibangunnya tidak bisa diabaikan. Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana kedua kekuatan ini kebijakan domestik dan sentimen global membentuk peta investasi di Tanah Air.

Dampak Pemangkasan Suku Bunga BI terhadap IHSG: Lebih dari Sekadar Angka

Keputusan BI untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis points pada September 2025 sebenarnya telah diprediksi oleh banyak analis. Namun, dampak psikologis dan implementasi nyata dari kebijakan ini ternyata jauh lebih luas dari yang diperkirakan.

Pertama, mari kita lihat data terkini. IHSG berhasil menembus level psikologis 7.800 dalam sepekan terakhir, dengan kenaikan mingguan mencapai 2,3%. Ini bukan kebetulan semata. Pemangkasan suku bunga menciptakan tiga efek langsung yang mendorong pasar:

Aliran Modal Asing yang Meningkat: Dengan suku bunga yang lebih rendah, selisih imbal hasil (yield differential) antara aset di Indonesia dan negara maju menjadi lebih menarik. Data BEI menunjukkan net buy asing mencapai Rp 1,2 triliun dalam sepekan pasca pengumuman BI, dengan sektor perbankan dan konsumen menjadi penerima utama aliran modal ini.

Biaya Modal yang Lebih Murah: Perusahaan-perusahaan di BEI kini dapat mengakses pembiayaan dengan biaya lebih rendah, baik melalui pinjaman perbankan maupun penerbitan obligasi. Ini secara langsung meningkatkan profitabilitas proyeksi perusahaan, yang pada akhirnya mendorong valuasi saham mereka.

Rotasi Sektor yang Cerdas: Investor mulai beralih dari sektor defensif (seperti consumer goods) ke sektor siklikal (seperti properti dan infrastruktur) yang lebih sensitif terhadap suku bunga. Ini menciptakan dinamika baru dalam komposisi IHSG.

Namun, di balik angka-angka yang menggembirakan ini, saya melihat ada kekhawatiran yang valid. Pemangkasan suku bunga juga berarti BI "menyimpan peluru" moneter yang lebih sedikit untuk menghadapi gejolak eksternal. Jika The Fed berubah arah lebih agresif dari perkiraan, Indonesia bisa terjebak dalam dilema kebijakan yang sulit.

Fenomena Oracle: Dampak Tidak Langsung tapi Sangat Signifikan

Sekarang, mari kita bahas bagian yang lebih kompleks: masuknya Oracle dan dampaknya terhadap IHSG. Perlu dipahami bahwa Oracle Corporation tidak secara resmi mencatatkan sahamnya di BEI. Namun, pengaruh perusahaan teknologi raksasa ini terhadap pasar modal Indonesia justru lebih besar dari yang terlihat.

Pertama, ada efek psikologis dari kinerja Oracle yang luar biasa. Kenaikan ini menciptakan euforia di sektor teknologi global, yang akhirnya menular ke pasar emerging market seperti Indonesia.

Kedua, dan ini lebih penting, adalah dampak ekosistem. Oracle telah menjalin kemitraan strategis dengan beberapa perusahaan di Indonesia, termasuk kerja sama terbaru dengan Bloom Energy yang mencetak rekor saham berkat kolaborasi ini. Meskipun Bloom Energy tidak tercatat di BEI, sentimen positif ini menular ke perusahaan teknologi di Indonesia yang memiliki eksposur serupa.

Diagram alur dampak kinerja Oracle terhadap pasar modal Indonesia

Fakta menarik: beberapa emiten teknologi di BEI yang memiliki kemitraan dengan Oracle atau memanfaatkan solusi perusahaan ini mengalami kenaikan rata-rata 8-12% dalam sebulan terakhir, melebihi kinerja IHSG secara umum. Ini menunjukkan bahwa pasar cerdas dalam mengidentifikasi pemenang tidak langsung dari fenomena global.

Namun, saya harus menyoroti risiko di sini. Ketergantungan pada sentimen teknologi global membuat IHSG semakin rentan terhadap gejolak di pasar AS. Satu pernyataan hawkish dari The Fed atau satu laporan keuangan yang mengecewakan dari Oracle bisa langsung memicu aksi jual di sektor teknologi BEI.

Analisis Teknikal IHSG: Menuju 8.000 atau Jebakan Banteng?

Dengan semua faktor ini, pertanyaan krusialnya: kemana arah IHSG selanjutnya? Beberapa proyeksi cukup optimis, bahkan menyebutkan IHSG bisa kembali ke level 8.000 pada September ini. Secara teknikal, memang ada beberapa indikator yang mendukung pandangan ini:

Indikator Teknikal

Kondisi Saat Ini

Interpretasi

RSI (14)

68.5

Mendekati overbought tapi masih ruang naik

MACD

Bullish crossover

Sinyal beli yang kuat

Moving Average 50

7.650

IHSG di atas MA, tren bullish

Support

7.700

Level kuat yang sulit ditembus

Resistance

7.900

Psikologis barrier berikutnya

Namun demikian, tetap ada beberapa warning signs yang tidak bisa diabaikan yaitu:

1. Volume yang Menurun: Meskipun harga naik, volume transaksi cenderung menurun dalam beberapa hari terakhir. Ini bisa menjadi sinyal kelelahan pasar.

2. Ketimpangan Sektor: Kenaikan IHSG didominasi oleh hanya tiga sektor (keuangan, teknologi, dan konsumsi), sementara sektor lainnya bahkan mengalami penurunan. Ini bukan pertanda kesehatan pasar yang ideal.

3. Valuasi yang Mahal: Rata-rata P/E ratio IHSG kini mencapai 18.5x, di atas rata-rata historis 5 tahun (16.2x). Ini membuat pasar semakin rentan terhadap koreksi.

Grafik perbandingan P/E ratio IHSG dengan rata-rata historis

Perspektif Opini: Peluang dan Risiko di Tengah Gejolak

Situasi saat ini sebenarnya menawarkan peluang yang menarik namun juga membawa risiko signifikan. Di satu sisi, kombinasi antara kebijakan moneter yang akomodatif dari BI dan sentimen positif dari sektor teknologi global menciptakan window of opportunity yang langka bagi investor Indonesia.

Saat ini memang pasar sedang menghadapi beberapa risiko makroekonomi yang nyata:

Inflasi yang Tersembunyi: Meskipun inflasi inti terkendali di bawah 3%, ada tekanan inflasi dari sisi harga komoditas global yang belum sepenuhnya tercermin dalam data.

Ketegangan Geopolitik: Konflik di Timur Tengah dan ketegangan perdagangan AS-Tiongkok bisa memicu flight to safety yang tiba-tiba, merusak aliran modal ke emerging market.

Overvalued Rupiah: Setelah menguat hampir 5% terhadap dolar AS dalam kuartal ini, rupiah sekarang terlihat overvalued berdasarkan fundamental ekonomi. Ini bisa memicu intervensi BI yang pada akhirnya akan menyerap likuiditas pasar.

Bagi investor, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan semisal sebagai berikut:

Untuk Investor Jangka Pendek: Manfaatkan momentum dengan fokus pada sektor teknologi dan perbankan, tetapi siapkan stop loss yang ketat. Pasar sedang dalam fase "greed" yang bisa berbalik cepat.

Untuk Investor Jangka Panjang: Ini adalah waktu yang baik untuk akumulasi bertahap, terutama pada saham-saham blue chip dengan fundamental kuat yang terkoreksi karena rotasi sektor. Hindari chasing harga di level tinggi.

Untuk Investor Konservatif: Pertahankan alokasi aset aman seperti SBN dan emas, sambil menunggu koreksi yang lebih dalam untuk masuk ke pasar saham.

Kesimpulan: Antara Euforia dan Realita Ekonomi

Dinamika IHSG pasca pemangkasan suku bunga BI dan sentimen Oracle menunjukkan betapa kompleksnya pasar modal modern. Keputusan moneter di Jakarta bisa memiliki dampak yang sama besarnya dengan kinerja perusahaan teknologi di California untuk investor di Indonesia.

Dalam perspektif saya, IHSG masih memiliki ruang untuk naik menuju level 8.000 seperti yang diproyeksikan banyak analis, tetapi jalannya tidak akan mulus. Kita akan melihat volatilitas yang tinggi dalam beberapa minggu ke depan, dengan koreksi teknis yang bisa mencapai 3-5% dari level tertinggi.

Yang paling penting bagi investor adalah tidak terbawa euforia jangka pendek. Fokus pada fundamental perusahaan, diversifikasi portofolio dengan bijak, dan selalu siapkan skenario worst case. Pasar modal adalah maraton, bukan sprint dan mereka yang bisa menjaga disiplin investasi di tengah gejolak adalah yang akan keluar sebagai pemenang jangka panjang.

Sebagai penutup, saya ingin menekankan bahwa saat ini adalah waktu yang menarik untuk menjadi investor di Indonesia. Kombinasi antara reformasi struktural yang terus berlanjut, kebijakan moneter yang responsif, dan potensi bonus demografi menawarkan cerita investasi yang kuat. Namun seperti yang selalu saya katakan: "bull market membuat semua orang terlihat seperti jenius, tetapi hanya investor disiplin yang bertahan saat bear market tiba."

Referensi

Bursa Efek Indonesia. (n.d.). Optimisme Pelaku Pasar Dorong IHSG dan Kapitalisasi. Diakses dari https://www.idx.co.id/id/berita/siaran-pers/2453

Pluang. (2024, September). Kinerja Positif, Saham Oracle ($ORCL) Terbang. Diakses dari https://pluang.com/akademi/berita-analisis/kinerja-positif-saham-oracle-terbang

XTB. (n.d.). Bloom Energy Cetak Rekor Saham Lewat Kerja Sama Oracle. Diakses dari https://www.xtb.com/id/market-analysis/news-and-research/bloom-energy-tembus-rekor-saham-berkat-kemitraan-dengan-oracle

Kumparan. (2025, August). IHSG Diproyeksi Kembali ke Level 8.000 pada September, ini Penopangnya. Diakses dari https://kumparan.com/kumparanbisnis/ihsg-diproyeksi-kembali-ke-level-8-000-pada-september-ini-penopangnya-25jlRZ7HA3w

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun