Jakarta – Kekuatan institusi tidak hanya diukur dari kecanggihan peralatan atau strategi, tetapi juga dari ketangguhan mental para personelnya. Hal ini ditegaskan Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol. Sandi Nugroho, saat membuka kegiatan Pembinaan Kesehatan Mental Personel dan Analisa-Evaluasi (Anev) Kinerja Kehumasan Tahun Anggaran 2025 di Gedung Divisi Humas Polri, Rabu (24/9/2025).
Mengusung tema “Komunikasi yang Menginspirasi: Dari Hati untuk Negeri”, kegiatan ini diikuti jajaran pejabat Humas Polri, Kabidhumas, Kasi Humas Polres, hingga personel kehumasan yang hadir secara daring.
Humas sebagai Garda Terdepan
Dalam arahannya, Irjen Sandi menekankan bahwa fungsi kehumasan kini menempati posisi yang sangat strategis, sejajar dengan fungsi teknis kepolisian lainnya sebagaimana diatur dalam Perkap Nomor 1 Tahun 2019.
“Humas Polri bukan sekadar berbicara di depan publik, melainkan garda terdepan dalam menyampaikan informasi, membangun citra positif, serta menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi,” ungkapnya.
Menurutnya, di tengah derasnya arus informasi, Humas Polri memiliki tanggung jawab besar sebagai penyeimbang opini publik. Kesalahan kecil dalam komunikasi dapat berdampak besar pada kepercayaan masyarakat. Karena itu, diperlukan ketangguhan mental dalam menghadapi tekanan opini, kritik, maupun dinamika sosial yang cepat berubah.
Pentingnya Kesehatan Mental
Sandi menegaskan, beban kerja yang tinggi, intensitas tugas, serta eksposur terhadap opini publik kerap menimbulkan stres dan berpotensi mengganggu kesehatan mental personel.
“Pembinaan kesehatan mental menjadi penting agar setiap personel mampu tetap profesional, produktif, dan berpegang teguh pada nilai Tribrata serta Catur Prasetya,” jelasnya.
Kesehatan mental yang kuat, kata Sandi, akan membuat personel lebih tenang dalam mengambil keputusan, lebih bijak dalam merespons kritik, dan lebih manusiawi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Komunikasi yang Menyejukkan
Merespons situasi terkini, khususnya dinamika unjuk rasa di berbagai daerah, Irjen Sandi meminta Humas Polri untuk terus mengedepankan komunikasi yang efektif, transparan, dan menyejukkan.
“Persepsi publik kerap terbentuk lebih cepat melalui media sosial. Karena itu, Humas harus tanggap dalam melakukan media monitoring, media relation, dan media handling secara tepat,” ujarnya.