Masyarakat masa kini terutama golongan gen Z lebih tertarik untuk berkumpul, belajar, dan mengerjakan tugas kelompok di cafe ataupun mall.Â
Kini di pusat perbelanjaan juga telah menyediakan public space yang mengusung konsep mini library. Sehingga tidak mengherankan mini library atau public space di mall lebih diminati oleh pelajar dan mahasiswa.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan suasana perpustakaan di daerah-daerah yang jarang dikunjungi oleh pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat. Eksistensi perpustakaan dalam mengembangkan literasi masyarakat tidak akan hilang apabila pihak pengelola perpustakaan dan pemerintah dapat menyesuaikan dengan tren dan budaya masa kini.
Potret Perpustakaan di Daerah
Beberapa potret perpustakaan daerah yang menjadi tolak ukur kondisi perpustakaan di Indonesia, antara lain:
1. Perpustakaan Daerah Kabupaten Sampang
Menghidupi perpustakaan daerah nyatanya menghadapi sejumlah tantangan. Contohnya Perpustakaan Daerah Kabupaten Sampang sepi pengunjung, pada periode Januari sampai Maret 2023 tercatat dikunjungi oleh 6.349 orang. Pengunjung perpustakaan rata-rata adalah murid SD, SMP, dan SMA dan jarang dikunjungi oleh masyarakat umum.
Pihak Dinas Perpustakaan Kabupaten Sampang telah menjalin kerjasama dengan beberapa sekolah untuk melakukan kunjungan terjadwal dan melakukan sosialisasi melalui media sosial. Langkah tersebut sebagai upaya meningkatkan minat baca dan literasi murid SD, SMP, dan SMA, meskipun sampai saat ini kunjungan masih minim.
2. Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya
Berbeda dengan kondisi Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya yang ramai dikunjungi oleh masyarakat, pelajar, dan mahasiswa. Pemerintah setempat berupaya meningkatkan minat literasi masyarakat melalui perpustakaan yang memiliki sejumlah program yakni program literasi anak, program pemberdayaan masyarakat, hingga layanan konsultasi Pendidikan. Selain itu, fasilitas perpustakaan yang memadai, tersedianya komputer dan internet, menyediakan perpustakaan digital, serta ruang seminar dan pelatihan membuat para pengunjung semakin ramai.
3. Perpustakaan Daerah Kabupaten Biruen
Perpustakaan Daerah Kabupaten Bireuen juga sepi pengunjung, diketahui sejak Agustus hingga Oktober 2024 jumlah pengunjung tercatat adalah 474 anggota dan 378 non-anggota. Kunjungan masyarakat ke perpustakaan masih minim karena masih banyak yang belum mengetahui keberadaan perpustakaan tersebut.
Beberapa orang juga menganggap perpustakaan hanya menyediakan buku-buku untuk pendidikan formal dan informal. Meskipun pada kenyataannya Perpustakaan Daerah Kabupaten Bireuen juga menyediakan buku-buku fiksi, novel, dan komik.
Pengelola Perpustakaan Daerah Kabupaten Bireuen sudah berupaya menghidupi perpustakaan dengan melaksanakan program perpustakaan keliling, mengadakan acara-acara saat hari besar  misalnya lomba mewarnai, dan membagikan buku-buku agar meningkatkan minat literasi masyarakat.