Lewat inisiatif OJK PEDULI, misalnya, OJK juga mendorong hadirnya Duta Literasi Keuangan dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa untuk meningkatkan literasi keuangan yang lebih masif dan merata melalui multiplier effect.
"Mahasiswa memiliki peran yang strategis dalam hal ini, misalnya mereka bisa menjadi semacam duta literasi keuangan di lingkungannya. Mereka bisa menjadi teladan dalam mengelola keuangan pribadi sekaligus menginspirasi keluarga, teman, dan komunitas sekitarnya untuk lebih bijak dalam menggunakan produk keuangan. Dengan begitu, literasi finansial tidak berhenti di ruang kelas, tetapi menyebar lebih luas dan menciptakan dampak nyata," jelas Chandra.
Selain dari lembaga resmi, gerakan literasi keuangan juga digerakkan oleh individu dan komunitas yang memiliki semangat berbagi pengetahuan. Salah satunya adalah Ayu Sara Herlia, selaku Founder Mamaberuang: Financial Literacy, yang menghadirkan edukasi finansial dengan pendekatan yang personal, relevan, dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.
"Catat pengeluaran harian, bisa pakai spreadsheet, aplikasi budgeting, notes sederhana atau e-wallet. Tujuannya biar tahu ke mana uang lari setiap bulannya. Dengan tracking, kamu bisa identifikasi kebocoran finansial dan mengontrol impulsive spending. Jangan lupa, sisihkan juga untuk dana daruratnya," kata Ayu.
Dengan hadirnya berbagai pihak yang memiliki visi yang sama, masyarakat kini memiliki akses yang lebih mudah untuk mendapatkan informasi yang benar dan terpercaya.Â
Edukasi ini diharapkan dapat membantu mereka dalam mengambil keputusan yang lebih bijak, baik dalam mengatur pengeluaran sehari-hari maupun merencanakan masa depan finansial.
Kolaborasi ini juga menjadi langkah penting untuk memperluas inklusi keuangan, sehingga layanan finansial dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang selama ini mungkin belum tersentuh oleh edukasi formal.Â
Dengan literasi keuangan yang kuat, masyarakat dapat lebih percaya diri dalam mengelola keuangannya sekaligus terhindar dari risiko produk keuangan yang tidak transparan.
Acara juga didukung dengan penampilan Jui Purwoto, seorang komika yang melalui gaya candanya berhasil menyampaikan pesan-pesan inspiratif seputar pengelolaan keuangan dengan cara yang ringan dan menghibur. Dalam closing statement-nya, Jui memberikan pesan mendalam bahwa, "Boleh berhutang, asal untuk hal yang produktif," mengingatkan generasi muda agar lebih bijak dalam memanfaatkan fasilitas pembiayaan.
Sebagai penutup, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif bersama para peserta, yang memberikan kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan para narasumber dan memperdalam pemahaman mengenai literasi keuangan dan pengelolaan finansial yang tepat. Â