Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Melek Keuangan Bukan Sekadar Tren, Tapi Investasi Masa Depan

26 September 2025   16:09 Diperbarui: 26 September 2025   16:09 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anggie Setia Ariningsih, Direktur SPayLater Indonesia sedang memberikan penjelasan terkait SPayLater Indonesia
Anggie Setia Ariningsih, Direktur SPayLater Indonesia sedang memberikan penjelasan terkait SPayLater Indonesia

Acara kemudian berlanjut dengan sesi sharing yang menghadirkan Anggie Setia Ariningsih, Direktur SPayLater Indonesia. Dalam pemaparannya, Anggie menjelaskan bahwa saat ini Indeks Inklusi Keuangan di Indonesia telah mencapai 80.5%, dengan Indeks Literasi Keuangan mencapai 66.5% (sumber: OJK 2025). 

Untuk memfasilitasi generasi muda yang sudah memiliki akses keuangan digital namun literasinya belum sepadan, program literasi harus berevolusi melalui kegiatan interaktif seperti workshop, talkshow, hingga kampanye digital. 

SPayLater Indonesia turut menginisiasi program yang berfokus pada mahasiswa dan pengguna layanan keuangan digital agar lebih memahami jenis layanan keuangan sekaligus cara memanfaatkannya secara bijak.

"Literasi finansial sangatlah penting agar kita bisa mandiri, tidak bergantung pada orang tua, dan siap menghadapi dunia kerja. Dengan pemahaman yang tepat, mahasiswa tidak hanya mampu memanfaatkan peluang dari ekonomi kreatif seperti freelance, UMKM digital, hingga menjadi konten kreator, tetapi juga berperan sebagai ujung tombak perubahan. Mahasiswa dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak," jelas Anggie.

Acara dilanjutkan dengan sesi talkshow yang menampilkan narasumber dari APPI (Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Heru Margianto, COO Kompasiana, menjadi moderator diskusi yang interaktif tersebut. Menurut Yusron Hibrizie, perwakilan dari Komite Pembiayaan Syariah APPI, pembiayaan syariah memiliki potensi besar untuk memberikan solusi finansial yang inklusif dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut sebagian masyarakat Indonesia. 

Ia juga mengingatkan kembali bahwa produk pembiayaan adalah salah satu pilihan solusi, dan literasi keuangan dapat membantu mahasiswa untuk memahami banyak pilihan solusi lainnya. 

"Literasi keuangan bukan hanya soal memahami angka, tetapi tentang membangun kemandirian dan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan finansial. Dengan pemahaman yang tepat, setiap peluang bisa diubah menjadi kesejahteraan. Lagi-lagi kenali terlebih dahulu apa kebutuhan Anda," ungkap Yusron.

Di sisi lain, OJK melalui Direktorat Literasi Keuangan terus memperkuat perannya dalam memperkuat perlindungan konsumen dan memastikan bahwa produk-produk keuangan yang beredar di masyarakat memenuhi standar keamanan dan transparansi. 

Chandra Shadiq Faritzi, Asisten Direktur Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas pihak untuk mewujudkan ekosistem keuangan yang sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun