Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Editor - Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Di Tengah Kepalsuan Hidup di Era Digital, Apakah Masih Ada Ruang untuk Bernalar dan Beretika bagi Anak Muda?

19 Februari 2024   15:02 Diperbarui: 19 Februari 2024   15:03 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, 16 Februari 2024 -- Bernalar Berdaya sebuah program perjalanan narasi akal pemikiran, nalar, dan logika yang diadakan oleh MudaBerdaya setiap bulannya dilaksanakan di SMAN 50 Jakarta pada bulan Februari ini.

Diikuti oleh 100 orang peserta yang terdiri murid dan guru, acara Bernalar Berdaya dibuka oleh Bapak Arif dari perwakilan guru SMAN 50 Jakarta, kemudian disusul oleh Ryan Batchin sebagai Co-Founder MudaBerdaya. 

Ryan membagikan pengenalan mengenai MudaBerdaya, aktivitas serta dampak dan harapan yang dapat diberikan oleh MudaBerdaya kepada anak muda di Indonesia dalam membangun penalaran yang cerdas, kritis, logis dan sistematis.

Dalam sesi Literasi, ada 4 sesi yang diisi oleh 4 orang Narator yang membagikan pemikiran, gagasan dan argumentasinya bagi para peserta. 

Naftalie Tiara, dengan judul narasi "Di Balik Layar SMA", membagikan pengalamannya sebagai siswi SMA, mengungkapkan bahwa kehidupan sekolah yang tampak seru dan menyenangkan tetapi terkadang penuh dengan tantangan dan tuntutan yang dapat memicu overthinking. 

Melalui ceritanya, Naftalie menekankan pentingnya manajemen waktu dan selalu berusaha dengan upaya yang terbaik dalam menghadapi tantangan tersebut.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Di sesi berikutnya, Daniel Limantara, selaku pendiri media Neo Historia, mengangkat narasi dengan judul "Belajar Sejarah, Masa Depan Cerah", Daniel menyoroti pentingnya mempelajari sejarah tidak hanya sebagai cerita masa lalu tetapi sebagai bahan pembelajaran untuk membangun masa depan yang lebih baik. 

Beliau memberikan contoh bagaimana tokoh-tokoh besar seperti Napoleon, Julius Caesar, dan Aleksander Agung juga belajar dari sejarah untuk mencapai kesuksesan. Hal ini menunjukkan bahwa sejarah bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin mencapai kesuksesan tak terkecuali untuk anak muda.

Sesi ketiga dengan judul narasi "Berselancar Beretika agar Lebih Berdaya" dibawakan oleh Galih Smarapradipha selaku perwakilan Harian Kompas yang membahas tentang pentingnya etika digital di era sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun