Dia pun memutuskan maju lewat Partai Gerindra. Hebatnya pada Pileg 2014, dari 13 walinagari atau mantan walinagari yang ikut Pileg, delapan orang terpilih dan melenggang ke DPRD Padang Pariaman. Bahkan, seorang di antaranya terpilih pula jadi pimpinan dewan, yaitu Walinagari Lubuak Pandan Mothia Aziz Datuak Nan Basa dari NasDem.
Meskipun langkah dan kedudukannya telah maju dari nagari ke kabupaten, gaya dan pergaulannya sama sekali tidak berubah. Malah semakin dekat dan sering dengan masyarakat konstituennya. Lima tahun di DPRD Padang Pariaman menjadi anggota, tak membuat dia "betah" di sana. Buktinya, Pileg 2019, Ketua PAC Partai Gerindra Kecamatan Sungai Limau ini memilih maju ke DPRD Sumatera Barat. Tentunya karena ada suara dan keinginan dari masyarakatnya.
Sang dewi fortuna kembali berpihak ke Wali Feri. Satu dari tujuh kursi yang tersedia di Dapil Padang Pariaman dan Kota Pariaman untuk DPRD Sumbar di dapatkannya lewat dukungan banyak orang. Dari partai yang sama-sama Gerindra, malah dua dari tujuh kursi itu yang dapat. Boleh dikatakan, Wali Feri adalah tokoh dan kandidat spesial orang yang selalu terpilih.
Suksesi Pilkada, dia diminta maju dan ikut bersaing untuk Padang Pariaman yang lebih baik lagi. Kesungguhan dukungan banyak orang di kampung dan di rantau, membuat Wali Feri terharu. Air matanya tak terbendung saat menyampaikan terima kasih dan mohon doa restu dari keluarga dan seluruh masyarakat ranah dan rantau, sesaat menjelang diantar ke KPU.
Masyarakat yang mendukung, sepertinya sudah tidak sabar lagi punya seorang bupati dari sosok Wali Feri. Kalau bisalah hari ini dipercepat, mungkin sudah dicabik-cabiknya malam untuk bisa hadir siang. Begitu siang bagaimana cepat malam tiba, dan seterusnya Pilkada 9 Desember tiba, Wali Feri sudah pakai lencana burung garuda di dadanya.
Doa dari orangtua, ulama, dan seluruh masyarakat menjadi langkah awalnya ke KPU. Dari ujung utara ke ujung selatan Padang Pariaman keberadaan ulama diturutnya. Wali Feri sowan, dan minta doa serta petujuk dari tokoh spritual tersebut. Puncaknya, sesaat sebelum ke KPU di Parit Malintang, mobil yang membawanya ke KPU berbelok ke Ulakan, makam Syekh Burhanuddin terlebih dulu.
Hatinya khusuk, pandangan matanya jauh ke dalam memohon kepada Yang Maha Kuasa melalui kemulyaan dan keberkahan Syekh Burhanuddin, untuk menunaikan keinginan banyak orang, membangun Padang Pariaman.