Mohon tunggu...
adrian azizi damar samsara
adrian azizi damar samsara Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Foodie

The Black Pearl: Sajian dessert Nusantara dengan sentuhan gastronomi molekuler

17 September 2025   14:33 Diperbarui: 17 September 2025   14:32 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia merupakan negeri dengan kekayaan kuliner yang tidak terhitung jumlahnya. Hampir setiap daerah memiliki sajian khas yang bukan hanya menawarkan rasa lezat, tetapi juga membawa kisah perjalanan budaya dan sejarah. Di Bangka Belitung, salah satu hidangan yang melekat kuat dalam identitas kulinernya adalah es kacang merah. Sajian ini sederhana, namun sarat makna, terutama karena pengaruh budaya Tionghoa yang sudah berabad-abad berakulturasi dengan masyarakat setempat.

Es kacang merah biasanya disajikan dalam mangkuk besar atau gelas tinggi, terdiri dari kacang merah yang direbus hingga empuk, kemudian dipadukan dengan kuah kental dari gula, sirup merah, santan, atau susu kental manis. Terkadang ditambahkan topping seperti tape singkong, kolang-kaling, atau cincau untuk memperkaya rasa. Rasanya manis, gurih, dan menyegarkan, sangat cocok disantap saat cuaca panas. Es kacang merah bukan sekadar minuman, melainkan pengalaman rasa yang menghangatkan nostalgia.

Namun, dalam dunia kuliner modern, tradisi sering kali bertemu dengan inovasi. Pertemuan itu melahirkan karya baru yang tidak hanya mempertahankan cita rasa asli, tetapi juga mengangkatnya dalam bentuk berbeda. Dari sinilah lahir gagasan untuk menciptakan sebuah dessert modern berbasis es kacang merah yang diberi nama The Black Pearl. Nama ini dipilih karena mencerminkan keanggunan, kemewahan, serta nilai eksklusif yang dihadirkan produk ini. Layaknya mutiara hitam yang langka dan berharga, mousse cake ini juga dihadirkan sebagai sesuatu yang tidak biasa, jarang ditemui, dan penuh kejutan rasa.

The Black Pearl adalah sebuah mousse cake es kacang merah brenebon yang memadukan elemen tradisional dengan teknik pastry modern. Inti rasa berasal dari anko, yaitu pasta kacang merah yang lembut, manis, dan pekat, sama seperti kuah kental dalam es kacang merah tradisional. Anko ini kemudian dipadukan dengan mousse santan kelapa, menghadirkan kelembutan creamy yang menjadi interpretasi modern dari santan cair. Sebagai alas, digunakan sponge cake pandan yang harum dan lembut, sehingga setiap gigitan menghadirkan lapisan rasa yang berkesinambungan.

Keunikan The Black Pearl tidak berhenti sampai di situ. Untuk menambah dimensi rasa sekaligus tampilan, ditambahkan elemen dekoratif seperti caviar sirup melon yang dibuat dengan teknik spherification, menghasilkan butiran menyerupai mutiara kecil dengan sensasi meledak di mulut. Ada pula veil jelly cincau, tipis dan transparan, yang mengingatkan pada tambahan cincau dalam es kacang merah. Selain itu, hadir juga white chocolate soil yang menyerupai butiran pasir manis dengan tekstur renyah. Semua elemen ini dipadukan dan disatukan dengan lapisan white chocolate glaze berkilau, sehingga mousse cake tampil mewah dan elegan.

Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian dan keterampilan. Kacang merah yang telah direndam semalaman direbus hingga lunak, lalu diblender dan dimasak bersama gula, tepung ketan, minyak, dan sedikit garam untuk menghasilkan pasta yang halus namun pekat. Di sisi lain, mousse santan dibuat dengan mencampurkan kuning telur, gula, santan, cokelat putih, dan maizena, dimasak dengan teknik au bain marie hingga kental seperti vla, lalu dicampurkan dengan whipped cream hingga menghasilkan tekstur mousse yang ringan dan airy. Sponge cake pandan dipanggang hingga mengembang sempurna dengan aroma khas pandan yang harum.

Elemen dekoratif dibuat dengan teknik yang tidak kalah menarik. Caviar sirup melon diciptakan dengan mencampur sirup melon, air, dan sodium alginat, lalu diteteskan ke dalam larutan kalsium laktat. Proses ini menghasilkan butiran kecil berbentuk bulat yang bening, menyerupai mutiara laut. Veil jelly cincau dibuat dengan merebus bubuk cincau dan agar-agar, dituangkan tipis di loyang, lalu dicetak tipis menyerupai lembaran kain transparan. White chocolate soil terbentuk dari proses karamelisasi gula dengan tambahan air, kemudian dicampurkan dengan cokelat putih hingga menghasilkan tekstur rapuh menyerupai pasir halus. Semua elemen itu berpuncak pada pembuatan glaze, yaitu campuran gula, air, glucose, gelatin, dan cokelat putih yang menghasilkan lapisan kilau seperti kaca saat disiramkan ke mousse cake.

Hasil akhirnya sungguh menakjubkan. Dari segi rasa, mousse cake ini menghadirkan manis lembut kacang merah yang berpadu sempurna dengan gurih santan dan harum pandan. Ada kejutan kecil saat caviar melon pecah di mulut, memberikan kesegaran buah yang ringan. Tekstur lembut mousse berpadu dengan kekenyalan sponge cake dan renyahnya white chocolate soil, menciptakan harmoni yang kompleks namun seimbang. Dari segi aroma, wangi santan dan pandan berpadu dengan manis kacang merah, menciptakan kesan tradisional yang hangat namun tetap elegan.

Dari segi tampilan, The Black Pearl menawan dengan kilauan glaze putih yang membungkus mousse cake, dihiasi butiran caviar melon yang menyerupai mutiara berwarna hijau bening, serta lembaran veil cincau yang tipis seperti kaca. White chocolate soil tersebar di sekelilingnya, menambah dimensi visual yang modern. Plating-nya dirancang untuk menonjolkan keanggunan, dengan komposisi warna yang kontras namun serasi: putih, hijau, merah, dan cokelat lembut. Packaging pun dibuat dengan desain elegan, menggunakan kotak transparan yang memperlihatkan keindahan produk, sekaligus menjaga kualitas rasa dan tekstur.

The Black Pearl tidak hanya menawarkan dessert yang enak dimakan, tetapi juga pengalaman multisensori. Setiap elemen mewakili transformasi dari es kacang merah tradisional ke bentuk modern: kacang merah menjadi anko, santan menjadi mousse, cincau menjadi veil jelly, sirup merah menjadi caviar, dan gula santan yang manis digantikan oleh glaze berkilau. Semua unsur ini membentuk cerita baru tentang bagaimana kuliner Nusantara bisa terus berkembang tanpa kehilangan jati dirinya.

Melalui The Black Pearl, kita melihat bagaimana sajian tradisional bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dessert ini membuktikan bahwa warisan kuliner Nusantara tidak hanya bisa dijaga, tetapi juga bisa diolah kembali dengan kreativitas dan sentuhan modern. Ia bukan hanya makanan, melainkan karya seni kuliner yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, tradisi dengan inovasi, sederhana dengan mewah. The Black Pearl adalah bentuk penghormatan terhadap kekayaan rasa Indonesia sekaligus bukti bahwa kuliner kita mampu bersaing di panggung internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun