Lihat saja ketika gempa terjadi pada sabtu malam, pada dini hari dan pagi harinya disiarkan oleh media-media setempat para petugas perbaikan jalan terlihat menerjunkan ekskavator dan juga alat berat lainnya untuk membuka jalan yang tertimbun longsor.Â
Sementara para petugas lainnya berkeliling mengecek kerusakan dan korban luka-luka yang tersebar di seluruh penjuru wilayah terdampak. Bahkan bantuan medis serta logistik yang diperlukan langsung dibagikan keesokan hari setelah gempa.
Bandingkan dengan Indonesia, meski sekarang BMKG secara berkala dan real time menyiarkan informasi terkait gempa bumi serta potensi tsunami yang timbul, namun sirine dan juga informasi peringatan sering telat sampai kepada masyarakat, akibatnya banyak korban jiwa berjatuhan.
Gempa bumi di Palu, Majene, Lombok, Banten dan berbagai daerah lainnya membuktikan bagaimana kurang cepatnya early warning system kita.
Belum lagi jika kita melihat bagaimana kesiapsiagaan bencana belum masuk dalam kurikulum kita, simulasi gempa bumi dan tsunami masih sangat jarang dipraktikan di sekolah-sekolah kita, bahkan bantuan medis dan logistik pun kerap terlambat datang dan tidak jarang bahkan dikorupsi oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
Ketiga adalah Bangunan yang Dirancang Tahan Gempa
Informasi tentang ini pernah saya tulis di artikel tentang Urgensi Bangunan Tahan Gempa di Indonesia.
Meski sudah ada aturan, namun di Indonesia pelaksanaan dan juga pengawasan pun sangat minim dilakukan oleh pihak-pihak terkait, tak pelak banyak gedung-gedung terutama rumah penduduk yang dibangun serta dirancang di are rawan gempa bumi tidak dapat menahan guncangan gempa bumi meski hanya berskala kecil.Â
Belum lagi jika kita melihat bahwa bentuk rumah-rumah warga sekarang didominasi dengan beton-beton yang kaku tanpa sturktur yang dapat menolerir guncangan gempa.
Bandingkan dengan Jepang yang hampir seluruh rumah penduduknya dibuat dan dirancang dengan apik, sehingga tahan terhadap guncangan gempa bahkan dengan skala yang cukup besar.Â
Material rumah pun banyak didominasi dengan kayu atau pun kertas yang cukup aman dari guncangan gempa. Struktur rumah pun dibuat sedemikian rupa agar kokoh meski gempa melanda.