Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Mengantarkan Anak ke Klinik Dokter Gigi Anak di Masa Pandemi

19 September 2020   17:02 Diperbarui: 19 September 2020   17:19 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika anak saya sedang diperiksa dokter gigi anak. Sumber: dokumentasi pribadi

Foto Klinik D'gigiku. Sumber: Google Maps D'gigiku
Foto Klinik D'gigiku. Sumber: Google Maps D'gigiku
Entah berapa bulan lalu sejak terakhir kali kami memeriksakan anak kami ke dokter gigi anak di rumah sakit atau klinik gigi khusus anak.

Sejak pandemi terjadi otomatis rutinitas untuk memeriksakan gigi anak kami secara berkala harus kami pikirkan ulang demi menghindari risiko penularan di fasilitas kesehatan.

Namun, beberapa minggu belakang ini kami melihat kondisi gigi anak kami semakin dipenuhi karang/plak gigi padahal anak kami sudah secara rutin menyikat giginya. Kami khawatir jika dibiarkan dapat berdampak negatif pada kesehatan gigi anak kami yang akhirnya dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya.

Lalu saya pun berdiskusi dengan istri saya mengenai hal ini. Dengan segala pertimbangan akhirnya kami memutuskan untuk memeriksakan gigi anak kami di salah satu klinik gigi anak di daerah Dipati Ukur, Bandung yaitu Klinik D'gigiku.

Kami lebih memilih klinik khusus gigi anak ini dibandingkan dengan datang ke rumah sakit mempertimbangkan bahwa di klinik kepadatan pasien lebih sedikit dikarenakan pasien pastinya lebih sedikit dan pasien pun datang sesuai perjanjian lebih dahulu sehingga tidak ada penumpukan pasien di tempat tunggu.

Di samping itu prosedur kesehatan yang dijalankan oleh klinik yang kami pilih sudah cukup ketat, dimana semua petugas kesehatan baik dokter dan perawat memakai seragam sejenis hazmat lengkap dengan masker berlapis, faceshield, dan sarung tangan lengkap.

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi
Taman di tengah klinik D'gigiku dan tempat cucu tangan. Sumber: dokumentasi pribadi
Taman di tengah klinik D'gigiku dan tempat cucu tangan. Sumber: dokumentasi pribadi
Selain itu juga peralatan medis disterilkan sesuai prosedur yang baik, lebih penting adalah klinik ini memiliki ruang-ruang praktik yang cukup terbuka dimana jendela dan pintu dibuka lebar agar sirkulasi udara lancar tidak tertutup dan menggunakan AC yang berpotensi menyebarkan virus. 

Selain itu juga tempat-tempat bermain anak sementara ditutup, tempat ruang tunggu juga diberikan tanda pemisah untuk physical distancing, disediakan tempat cuci tangan di berbagai sudut klinik,  serta seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya semua pasien harus melakukan pemesanan jadwal terlebih dahulu agar ketika sampai tidak terjadi penumpukan orang.

Pagi tadi ketika kami sampai ke klinik tersebut saya melihat hanya ada beberapa orang saja menunggu antrean untuk diperiksa oleh dokter gigi. Tidak ramai dan tidak ada penumpukan sama sekali.

Setelah registrasi ulang kami menunggu di ruang tunggunya yang terbuka lebar terhubung dengan teras depan klinik sehingga sirkulasi udara sangat lancar dan tidak membutuhkan AC.

Teras sekaligus tempat menunggu di Klinik D'gigiku. Sumber: Instagram Dgigiku
Teras sekaligus tempat menunggu di Klinik D'gigiku. Sumber: Instagram Dgigiku
Tidak beberapa lama menunggu kami akhirnya dipanggil ke ruang dokter gigi anak. Sesampai ruang dokter gigi anak kami melihat sendiri bagaimana dokter dan perawatnya memakai Alat Pelindung Diri lengkap dari hazmat dan pelapis hazmat sampai dengan masker serta faceshield, lebih istimewanya pelapis luar hazmat dan sarung tangan diganti setiap selesai memeriksa pasien.

Ketika akan dilakukan pemeriksaan dan pembersihan karang gigi hanya istri saya dan anak saya yang berada di dalam sedangkan saya menjaga barang-barang dan melihat dari sofa di luar di dekat kolam dan taman yang hijau.

Dari luar saya lihat anak saya ditidurkan di atas bantal khusus anak yang sudah dibersihkan sebelumnya oleh pihak klinik. Lalu dengan posisi kepala anak saya di atas bantal tersebut dan ditopang dokter tindakan pembersihan gigi anak saya pun dilakukan. 

Beruntung anak saya tenang dan tidak berontak sama sekali sampai istri saya bercerita dokter gigi anaknya kagum karena jarang anak seumuran anak saya yang sangat tenang ketika diperiksa.

Tidak beberapa lama kemudian tindakan pembersihan gigi pun selesai dilakukan berlanjut dengan sesi konsultasi dengan dokternya.

Total tidak sampai 30 menit semua tahapan dari pembersihan sampai konsultasi selesai dilakukan.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada dokter dan perawat kami pun menyelesaikan pembayaran di kasir depan. Jika melihat tarif yang dikenakan klinik ini relatif memang agak mahal dibandingkan dengan  rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, namun dengan melihat pelayanan dan perhatian klinik terhadap protokol kesehatan saya pikir cukup sepadan.

Saya angkat jempol untuk semua staf klinik D'gigiku yang sangat memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi ini. Kami sebagai orang tua merasa aman dan nyaman untuk memeriksakan gigi anak kami disini.

Akhirnya semoga artikel ini bisa menjadi referensi para orang tua yang masih galau untuk memeriksakan gigi anaknya. Klinik gigi seperti tadi bisa menjadi alternatif guna menghindari penularan Covid-19 selain itu juga perlu untuk mengecek protokol kesehatan yang diterapkan klinik yang akan kita kunjungi apakah sesuai standar yang ditetapkan.

Salam sehat selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun