Mohon tunggu...
Adrian Rahadi
Adrian Rahadi Mohon Tunggu... Saya hanya mahasiswa seperti pada umumnya

Mahasiswa biasa saja yang ingin membuat sebuah artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Agama Menghadapi Pandemi Covid 19

7 Juli 2020   18:05 Diperbarui: 7 Juli 2020   18:22 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Setiap hari data pasien Covid-19 terus bertambah. Ada yang masih sembuh, masih dalam perawatan, juga meninggal. Kita bisa menyaksikan setiap perkembangan ini di media digital. Di sini lah peran agama dapat dimaksimalkan.

Caranya adalah mengimbau penganutnya masing-masing agar taat pada para ahli ilmu kesehatan, ahli keamanan publik, maupun pada otoritas yang berwenang menjaga keamanan, kenyamanan dan keselamatan warganya.

Para kiai, pastor, pendeta, biku, sesepuh, alim-ulama memiliki andil yang sangat besar untuk mendidik dan memberikan teladan bagaimana menjadi warga negara yang taat hukum demi kemaslahatan bersama. Melindungi satu nyawa itu seperti menyelamatkan seluruh kehidupan manusia. Ini tidak didapatkan secara tiba-tiba jika model beragamanya tidak dicontohkan oleh para petinggi agamanya.

Institusi dan pemimpin agama terbukti bijak dan berani dalam menghadapi wabah. Ibadah yang suci dan hari raya yang dihormati ternyata dapat dimodifikasi sesuai dengan kebaikan dan keamanan masyarakat.

Maka, tidak sepenuhnya benar anggapan bahwa agama saat ini tengah gagap dalam menghadapi Covid-19. Agama terbukti mampu menangkap pesan sains dan protokol medis.

Buktinya, para pemimpin agama menyeru umat agar menyesuaikan diri dengan prosedur kesehatan. Adaptasi agama pada masa wabah dalam konteks yang lebih luas dalam sejarah manusia sebetulnya tidak terlalu mengejutkan. Agama sudah bertahan di dunia ini selama ribuan tahun.

Dalam setiap perubahan zaman, peralihan peradaban, dan perubahan struktur masyarakat, agama menyesuaikan diri berkali-kali. Agama telah lama mempengaruhi struktur kolektivitas manusia dan mengaturnya dalam bersikap dan bertindak.

  • Sebagai Pembimbing Dalam Hidup, Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yang mencakup segala unsure pengalaman pendidikan dan keyakinan yang didapatnya sejak kecil. Apabila dalam pertumbuhan seseorang terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, di mana segala unsur pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka dalam menghadapi dorongan baik yang bersifat biologis ataupun rohani dan sosial akan mampu menghadapi dengan tenang.
  • Penolong Dalam Kesukaran, Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah imannya) akan menghadapi cobaan/kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan cenderung menyesali hidup dengan berlebihan dan menyalahkan semua orang. Beda halnya dengan orang yang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya merupakan ujian dari tuhan (Allah) yang harus dihadapi dengan kesabaran karena Allah memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang mampu menghadapi ujian dengan sabar akan ditingkatkan kualitas manusia itu.
  • Penentram Batin, Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan kehilangan harta kekayaannya yang akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup. Lain halnya dengan orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu merupakan titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak yatim piatu. Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha berkehendak, tidak mungkin gelisah. Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya akan selalu tentram karena setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan Allah dan yang membedakan derajat manusia dimata Allah bukanlah hartanya melainkan keimanan dan ketakwaannya (Ahmad Asir,2014.29).

Daftar Pustaka :

Asir, A. 2014. Agama dan Fungsinya Dalam Kehidupan Umat Manusia : Jurnal Penelitian Dan Pemikiran Keislaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun