Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Dilema Nasabah: Bayar UKT Anak atau Bayar Tunggakan Kredit

2 Februari 2024   13:29 Diperbarui: 2 Februari 2024   19:25 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pexels/KAROLINA GRABOWSKA

Hmm....

Bagaimana mengatur keuangan di kala kredit sedang berjalan tapi masih harus bayar UKT anak? 

Bila dipikir-pikir, generasi mahasiswa tahun 1980-an, tahun 1990-an hingga 2000-an awal, masih lebih enak dalam hal biaya kuliah di PTN. Dulu namanya SPP bukan UKT. Saya sendiri saat mahasiswa dulu, SPP cuma 275 ribu per semester. Sama rata seluruh mahasiswa. Untuk fakultas non IPA jauh lebih murah hanya 225 ribu. Yang datang ke kampus bawa mobil sendiri atau yang model kayak saya enam tahun penghamba bis kampus sampai hafal nama Pak Sopirnya, sami mawon bodo wae bayar nya...hehe. 

Jadi ketika tiga tahun lalu, keponakan saya keterima di PTN kampus saya kuliah dulu tapi dia di Fakultas Ekonomi, dia bilang UKT nya satu juta per semester. Saya heran. Kok cuma naik 775 ribu dari tahun 2003 ke tahun 2021. 

"UKT disesuaikan pendapatan orang tua. Tiap mahasiswa tidak sama. Paling murah 500 ribu, tapi ada yang 10 juta per semester," kata Si Ponakan. 

Anak dari kakak perempuan saya ini memang dari keluarga sederhana. Semenjak ditinggal bapaknya dari kecil, hanya ibunya yang membesarkan dengan wiraswasta kecil-kecilan. Di keluarga kami hanya saya yang pendidikannya sarjana. Dengan begitu, kakak saya (ibunya) juga tidak berharap anaknya kuliah. Tamat SMA sudah cukup. 


Namun saya mau ponakan bisa kuliah dengan saya yang membiayainya agar dengan bekal ijazahnya dia bisa bekerja di tempat yang jauh lebih baik dari orang tuanya. Dengan UKT sebesar itu saya hanya perlu menyisihkan 200 ribu setiap bulan dari gaji selama lima bulan berturut- turut. 

Lalu buatkan rekening sendiri di mana setiap gajian, langsung ditransfer ke rekening tersebut. Saat tiba semester baru, dana UKT sudah tersedia. Tinggal ambil dan bayar. Ngga mengganggu cashflow saya juga. Di luar dari wajib bantu UKT, setahun lalu juga kredit motor baru karena motor yang lama sudah 12 tahun dipakai mau saya berikan ke Si Ponakan buat transportasi dia kuliah. Itu cicilan nya sejuta sehulan lagi 11 bulan. 

Nah, bagaimana agar cicilan tetap lancar padahal harus berhadapan dengan mahalnya biaya UKT?

Foto diambil dari stok foto KOMPAS.com
Foto diambil dari stok foto KOMPAS.com

Berikut ini beberapa saran dari pengalaman sendiri ditambah berinteraksi dengan para nasabah yang juga anak -anak mereka sedang kuliah: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun