Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dua Sisi Ibu Menteri Risma di Balik Kemarahannya, Sebuah Coretan Ringan dari Warung Kopi

15 Juli 2021   17:22 Diperbarui: 15 Juli 2021   22:46 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wallahualam...

Yang pasti dalam tataran sosial, perkataan yang terasa tak enak dari seorang pejabat di negeri ini, akan dihubung-hubungkan dengan rekam jejak nya dan beraneka kejadian di masa silam.  yang mungkin berkenaan dengan dirinya terhadap suku dan daerah tersebut. 

Pak Ahok pernah mengalami hal yang sama dalam konteks yang berbeda. Bu Risma pun demikian. Ungkapan bahwa mulutmu harimaumu memang berlaku buat siapa saja. 

Dengan mulut bisa mencerna makanan untuk mendapatkan energi dan kehidupan. Tapi dengan mulut juga bisa membangun atau menjatuhkan kehidupan seseorang, meski dibalut dengan teguran atau pujian. 

Lidah manusia, terlebih lidah seorang pejabat atau pemimpin, ibarat pedang bermata dua. 

Bisa menusuk ke bawahan sebagai terapi merubah perilaku dan kebiasaan demi meningkatkan etos kerja. Namun bila tak hati-hati, bisa menusuk citra atasannya juga. 

Dua sisi pemimpin di balik kemarahannya, antara perbandingan tanpa mendiskreditkan pihak lain. 

Pernah ngga sih kepikiran, mengapa demi mendorong atau meningkatkan level kinerja, atasan ada kalanya menggunakan pembanding? Membandingkan satu dengan yang lain. 

Apakah teguran yang dilakukan Bu Risma terhadap bawahannya, dengan membandingkan kerja di satu daerah dengan bekerja di daerah lain, hanya untuk para ASN saja? 

Rasanya tidak juga. Bahkan di institusi atau perusahaan swasta juga kerap ada pernyataan langsung berupa ucapan atau surat terhadap pegawai di internal. Mulai akan dimutasi ke suatu daerah atau ke suatu divisi tertentu, bila kinerja dan produktifitas tak tercapai. 

Sisi pertama yang bisa dimaknai dari teguran nyata-nyata Bu Risma, adalah memberi penyadaran pada anak buah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun