Ketika sudah waktunya balik, saya WA kebetulan butuh banget ada kebutuhan.Â
"Maaf belum ada uangnya, masih kepake buat orang rumah. Ntar gajian saya kembalikan sama bunganya," begitu alasannya dengan menyebutkan nominal sekian ribu lebihnya.Â
Dalam hati, jangankan kuncup, sampai mekar jadi bunga juga saya ngga minta. Ibarat tanaman, dipinjamkan benih, kembalikan benih aja.Â
Emang kalau dikasih lebihnya sebagai bunga, akan bikin senang dan akhirnya tak masalah dilama-lamain uangnya? Rasanya tidak juga.Â
Itu relatif. Bisa jadi dia pernah minjam ke orang lain, lalu orang lain itu bahagia dikembalikan lebih banyak dari yang dipinjamkan meski dimolor-molorin.Â
Lalu bagaimana kelanjutannya?Â
Bunga tinggal bunga...Gajian pun aku dilewatkan.Â
Kesepakatan di awal 2 minggu balik, molor jadi 12 minggu alias 3 bulan baru dikembalikan. Dan tak ada lebih-lebihnya.Â
Dua bulan setelah itu, menelepon mau pinjam lagi. Tapi lebih kecil nominal dari sebelumnya.Â
"Ada uangnya, cuman maaf mau dipakai untuk kebutuhan...." demikian jawabanku sembari menyarankan agar mencoba mencari alternatif lain.Â
Ini bahayanya, pahami dulu proses serah terima agunan di lembaga legal pemberi pinjaman berbanding proses antar warga ke warga.
1. Bila jaminan yang dititipkan itu BPKB kendaraan, tak semua warga bisa membedakan itu BPKB asli atau BPKB bodong.Â