Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Antara Mama dan Kisah 2 Guru yang "Menerbangkan" Saya

27 November 2020   00:26 Diperbarui: 28 November 2020   07:40 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Waktu itu tak tahu mengapa beliau bertanya lebih dalam soal diri saya. Ada banyak pertanyaan lain lagi yang diajukan. 

Ujung dari pertemuan pertama di ruangan beliau kala itu, adalah sebuah saran agar mengikuti seleksi calon siswa SMA Taruna Nusantara di daerah. 

Saya tak tahu seperti apa sekarang proses seleksi dan rekrutan di SMA unggulan itu, yang dulunya putra Pak SBY, Mas AHY,juga sekolah di sana. 

Tapi saat SMP dulu, atas dasar usulan dari kepala sekolah tersebut,saya mendaftarkan diri ke Kantor Kodim setempat. 

Om-om berbaju loreng di kesatuan tersebut menerima berkas dan pendaftaran para siswa. Ternyata banyak teman-teman dari berlainan sekolah yang mendaftar. 

Berseragam putih biru, semua kami para cowok -cowok abg plus ababil,berbaris di halamannya. Dari pagi hingga siang jam 2 an selama 1 hari.

Kemudian dipanggil masuk. Sekali panggil 4 orang secara acak. 

Setelah diukur tinggi badan dan berat tubuh, kemudian diminta berbaris di depan bapak -bapak TNI. Menariknya tak ada satupun tante -tante Kowad. 

"Jongkok, berdiri, balik belakang. Buka celananya (menyisakan CD)," demikian instruksi yang terdengar

Ternyata ini adalah semacam tes awal atau pratest untuk melihat kondisi fisik calon. Pantasan laki -laki semua di ruangan ini...hehe. 

Dari cari tau sana sini, ternyata yang diamati adalah apakah ada varises, kelainan atau pembengkokkan tulang belakang (seperti skoliosis, lardosis atau kifosis) dan pengamatan awal organ lain secara kasat mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun