2. Siap-Siap di tanya -tanya
Entah kebiasaan atau sudah dari sononya, masyarakat kita suka kepo ingin tahu. Mulai dari pertanyaan,ngapain aja di sana (di Natuna), diperiksa apa saja, di tes apa saja, siapa yang periksa sampai Pulau Natuna itu dimana.
Pertanyaan silih berganti,bisa jadi mulai dari saat pertama tiba di rumah sampai saat ibadah syukur sampai besoknya bila ketemu teman,sodara, tetangga , teman-teman satu grup WA,dan lain sebagainya.
3. Didatangi wartawan dan bisa jadi siaran live
Teman-teman wartawan,entah di daerah atau media nasional, akan mencari sumber berita. Para WNI yang 238 ini,bisa jadi salah satu atau salah dua,akan muncul di TV atau di koran untuk diwawancarai, Mulai dari bagaimana sejak awal evakuasi dari Wulan, apa yang dijalani setelah sampai di tanah air dan di bawa ke Natuna, hingga perjalanan pulang dan serpihan -serpihan memon haru pulang dan bertemu dengan keluarga.Â
4. Sebagian masyarakat (mungkin) masih belum 'berdamai' dengan kembalinya ke tengah masyarakat
Ada peribahasa, dalam laut bisa diduga, dalam hati siapa yang tahu. Meskipun pemerintah diwakili oleh kementerian kesehatan dan pejabat daerah menerima dan bahagia dengan kepulangan saudara -saudara kita ini, namun tidak menungkiri bahwa bisa saja ada persepsi di kalangan masyarakat untuk menjauhi dan masih merasa kuatir untuk bersosialisasi dan menjaga jarak, Mulai dari lingkup keluarga yang terdekat bahkan mungkin bisa ke temannya sang anak, atau kenalannya pasangan atau atasan dan relasi di tempat bekerja. Harapannya jangan sampai ada yang demikian karena seperti yang dikatakan Pak Menteri, saudara -saudara kita ini sehat.Â
masih seperti dulu
tiap sudut menyapaku bersahabat
penuh selaksa makna
Referensi :
1. antaranews.com
2. twitter.com