Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bertemu Meriam Belanda dan Al-Qur'an Tua di Museum Asi Mbojo di Kota Bima NTB

3 Mei 2015   17:46 Diperbarui: 8 Agustus 2021   16:51 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri_tampak sekarang 2015_meriam belanda

Bisa jadi dari ketinggian di lantai dua ini Sultan bisa lebih mudah mengamati rakyatnya yang berkumpul di lapangan depan istana.Uniknya lapangannya masih ada sampai sekarang. 

Di lantai dua ini ada kamar tidur sultan dan permaisuri, ruang kerja sultan, kamar tidur anak putra, kamar tidur anak putri, ruang ketrampilan anak putri bahkan ada satu kamar tidur dinamakan kamar tidur Bung Karno. 

Ceritanya di tahun 1950 Presiden RI Sukarno pernah berkunjung ke istana ini dan tidur di situ. Kamar kamar di istani ini beserta perabotan di tiap kamar seperti ranjang, meja, lemari dan kursi dibiarkan apa adanya. Tak diganti.

Bahkan di kamar tidur sultan dan permaisuri ada sebuah Al-Qur’an tua milik sultan. Lembaran – lembaran coklat kitab suci itu sudah mulai robek di ujung – ujungnya. Seakan menunjukkan bahwa usianya sudah uzur dan telah digunakan semenjak bertahun – tahun yang lalu. 

dokpri
dokpri

Selain lantai 1 dan lantai 2, masih ada bangunan lain yang menyatu dengan bangunan museum yang tidak sempat saya masuk ke dalamnya. Sudah sore sekitar jam 4 . Kompleks museum ini memang cukup luas dan dikelilingi pagar besi berwarna putih. Halaman depan museum masih ada meriam – meriam peninggalan Belanda. Juga ada maklumat Sultan Bima tertanggal 22 November 1945 yang dibuat menyerupai batu.

 Isinya menyatakan bahwa Kerajaan Bima bergabung di bawah Pemerintah Republik Indonesia. Halaman samping museum ada semacam beruga (tempat duduk) yang menurut penjaga museum itu merupakan gambaran tempat lumbung padi di masyarakat Bima.

Bila suatu saat berkesempatan datang ke Kota Bima, tidak ada salahnya meluangkan waktu sebentar berkunjung ke museum ini. Letaknya di pusat kota, berdekatan dengan Hotel Lambitu, Hotel Marina dan Hotel Lila Graha. 

Cukup berjalan kaki bila menginap di ketiga hotel itu. Di depan museum ada sebuah lapangan luas semacam alun – alun yang dinamakan Lapangan Merdeka. 

dokrpri_penyumpahan masuk ke wilayah RI
dokrpri_penyumpahan masuk ke wilayah RI

Banyak warung makan di sekitar sini. Jarak museum dari Bandara Sultan Muhammad Salahuddin di Kota Bima juga tidak terlalu jauh. Kurang lebih 40 menit. Ada tersedia taksi bandara. Atau mau yang murah meriah, bisa menggunakan  ojek..hehe.

Nilai unik Museum Asi Mbojo mungkin lebih pada sisi bangunannya yang merupakan bekas istana sultan. Tidak banyak berubah walau sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Setidaknya itu menurut penuturan penjaga museum dan terlihat dari perbandingan foto asli bangunan istana di masa lalu dan foto bangunan museum di masa sekarang. 

Agar terus terpatri dan dikenang, nama bandara di Kota Bima pun dinamakan sesuai nama sultan. Tentunya museum ini adalah aset sekaligus objek wisata yang patut dikelola dan dilestarikan dengan baik tidak hanya oleh pemerintah kota tapi juga oleh warganya.

 Salah satu koleksi foto Istana Sultan di tahun 1900 yang kini menjadi Museum Asi Mbojo terlihat tampak meriam -meriam milik Tentara Belanda yang masih ada bekasnya hingga kini. Juga bekas istana sultan dan lapangan itu masih tetap ada. Menjadi saksi bisu adanya Kerajaan Bima di masa lalu 

dokpri_baju adat bima
dokpri_baju adat bima

dokpri_beruga tempat siimpan hasil bumi
dokpri_beruga tempat siimpan hasil bumi


Dari Lantai 2 Hotel Lambitu, di  Bima, Nusa Tenggara Barat, 

kugoreskan tulisan ini,

semoga menjadi kenangan buat CRO dan SPG andai tak lagi bertugas di Sumbawa

 18 April 2015… 18.00 Wita

Penulis : Adolf Isaac Deda


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun