Setiap orang memiliki karakter atau watak yang pastinya berbeda-beda. Karakter tersebut dapat dikembangkan serta dikuatkan dengan cara memupuk pendidikan karakter sejak mereka masih anak-anak atau pun remaja. Pada tahap ini, anak-anak dapat merekam dan mepresentasikan memori atas tindakan dari lingkungannya dengan lebih baik. Tidak jarang remaja, bahkan orang dewasa memiliki karakter yang bernilai negatif. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh lingkungan mereka yang mencerminkan perilaku negatif saat mereka kanak-kanak, sehingga saat beranjak dewasa mereka akan mepresentasikan dampak-dampak perilaku yang telah direkam oleh otak.
Berbagai dampak yang dihasilkan dari pengaruh lingkungan pun bermacam-macam, seperti kurangnya rasa toleransi, memudarnya sikap sopan dan santun, bahkan menurunnya sifat religius anak.
Terdapat tiga faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pendidikan karakter anak, yakni:
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan orang-orang pertama sebagai wadah yang akan membentuk karakter-karakter seperti apa yang akan anak mereka refleksikan kelak. Contoh pendidikan karakter di lingkungan keluarga misalnya, orang tua mengajarkan bagaimana tata cara beribadah sesuai agama yang dianut. Perilaku tersebut dapat meningkatkan karakter religius pada anak.
2. Lingkungan SekolahÂ
Di sekolah, anak-anak akan ditananamkan karakter-karakter yang dapat diperoleh dari guru ataupun teman sebaya. Nila-nilai pendidikan karakter yang dapat ditanamkan dan diasah misalnya, komunikasi, berpikir kreatif, sikap mandiri dan masih banyak lagi.
3.Lingkungan Masyarakat
Orang-orang di lingkungan masyarakat akan memberikan contoh perilaku yang sebaiknya dikerjakan serta larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan dapat ditiru oleh anak-anak. Contoh perilaku yang diterapkan misalnya, berlatih bergotong-royong, membiasakan anak untuk tidak membuang sambah sembarangan dan masih banyak lagi.