Mohon tunggu...
Adnan faqih
Adnan faqih Mohon Tunggu... -

Banyak orang yang tidak bertindak karena takut gagal, padahal tidak bertindak adalah kegagalan yang jelas sudah terjadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gotong Royong: Doeloe dan Sekarang

5 November 2016   17:17 Diperbarui: 5 November 2016   17:21 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

GOTONG ROYONG : DOELOE & SEKARANG

Gotong royong merupakan suatu ciri khas asli indonesia yang bermakna bersama-sama didalam menyelesaikan suatu pekerjaan, seperti itulah makna sederhana dari  gotong royong, budaya gotong royong ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di bumi pertiwi ini, bahkan sudah menjadi warisan budaya dari leluhur kita, sehingga sudah tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan masyarakat di indonesia, bahkan presiden pertama kita bung karno senantiasa selalu mengingatkan kepada bangsanya untuk selalu hidup bergotong royong tanpa pandang suku, agama, ras, maupun antar golongan, bahkan beliau selalu menggelorakan semangat gotong royong pada bangsa indonesia.

Dulu budaya gotong royong sangat melekat pada jiwa segenap masyarakat indonesia, tidak usah jauh-jauh ambil contoh di daerah pedesaan, jika ada salah satu tetangganya ada kesibukan misalkan menanam jagung , renovasi rumah dan lain sebagainya, maka dengan suka rela tetangga yang lain berbondong-bondong membantunya tanpa memikirkan entah nanti dikasik makan ataupun tidak, mengapa hal itu bisa terjadi ?, karena jiwa meraka masih memiliki jiwa gotong royong, itu dulu, lalu bagaimana dengan sekarang ?

Seiring berkembangnya zaman, dan pengaruh globalisasi nampaknya budaya itu kian lama kian meredup, kian lama kian luntur, sudah tidak ada lagi budaya-budaya seperti itu, budaya itu sudah tenggelam ditelan zaman, sudah tidaak ada lagi tetangga yang dengan suka rela membantu tetangga lainnya jika ada kesibukan (renovasi rumah dsb)kecuali diminta, sudah tidak ada lagi kerja bakti kecuali diperintah, bangsa ini sekarang cenderung individualis, mereka sudah malas membantu tetangganya.

Mereka terlalu sibuk dengan urusan pribadinya, mereka sudah egois, jarang bersosialisasi. Jelas ini merupakan subuah problematika bangsa ini, bangsa ini sudah kehilangan identitas diri, sudah mengubur budaya leluhurnya, suatu keadaan yang cukup miris untuk dilihat, semua ini disebabkan oleh arus globalisasi yang terus menggempur bangsa ini, jika semua ini terus dibiarkan, lambat laun bangsa ini akan kehilangan semua identitasnya, kita akan cenderung meniru budaya – budaya barat, dan menenggelamkan secara pelan – pelan budaya asli indonesia.

Sebagai penutup tulisan ini, saya pribadi, mengajak seluruh bangsa ini utamanya kaum pemuda – pemudi sebagai garda terdepan penentu masa depan ibu pertiwi, untuk melahirkan kembali budaya gotong royong yang sudah tiada, agar kita semua bisa berkolaborasi atau bersama-sama membangun negeri ini, jangan individualis, jangan egois, ingat pepatah prancis mengatakan “Interama Caritas” kita semua adalah saudara. Kami yakin jika rakyat ini saling bergandengan tangan membangun bangsa, insyallah bangsa ini akan menjadi bangsa yang maju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun