Ini adalah Masjid Umar di kota Betlehem, kota tempat kelahiran Yesus Kristus yang dihuni oleh warga Arab yang mayoritas beragama Nasrani. Bagaimana bisa ada masjid di kota yang mayoritas warganya beragama Nasrani?
Â
Bagi umat Islam, Yesus Kristus tidak lain adalah Nabi Isa bin Maryam yang diyakini sebagai nabi utusan Allah, sehingga kota ini juga dianggap penting oleh umat Islam. Tidak lama setelah tentara Islam menaklukkan Yerusalem pada tahun 637, Khalifah Umar bin Khattab Raidallahu Anhu (RA) kemudian mendatangi Betlehem dengan damai. Di kota yang penduduknya mayoritas beragama Nasrani ini, Khalifah Umar RA mensosialisasikan undang-undang yang menjamin keselamatan umat Nasrani dan Gereja Nativity (Tempat kelahiran Yesus Kristus) di kota ini.Â
Sama seperti ketika tiba di Yerusalem, ketika itu Khalifah Umar RA juga menolak ajakan shalat di dalam gereja. Oleh karena ketika itu belum ada masjid di kota ini, Khalifah Umar RA memilih untuk melaksanakan shalat di tanah lapang tidak jauh dari gereja itu. Barulah pada tahun 1193, Sultan Afdhal, putra dari Salahuddin al-Ayubi membangun masjid tepat di tempat dimana dulu Khalifah Umar RA melaksanakan shalat. Masjid ini didirikan di atas tanah pemberian dari Gereja Kristen Ortodoks Yunani. Â
Hingga kini, kedua tempat suci itu, Gereja Nativity dan masjid ini masih berdiri kokoh. Kedua bangunan suci ini menjadi simbol toleransi beragama yang kuat di Betlehem. Â Ketika berkunjung ke Betlehem, kami melaksanakan shalat zuhur dan ashar di masjid ini, setelah itu kami jalan-jalan sambil menikmati kota yang bersih dan tenang itu.