Ini adalah Wadi al-Hamaam atau Lembah Hamam, perkampungan Arab yang berada di kaki pegunungan Arbel di Israel. Lembah ini dihuni oleh  1.455 warga Arab-Muslim.
Meskipun daerah ini dihuni oleh warga Arab, namun tidak nampak penjagaan ketat dari tentara Israel seperti di pemukiman Arab-Palestina lainnya di Tepi Barat dan Gaza.Â
Lembah ini ini memang berada di dalam wilayah negara Israel yang diakui oleh PBB, sehingga tidak terjadi konflik perebutan wilayah sebagaimana sering terjadi di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki oleh Israel. Meskipun dihuni oleh warga Arab, tidak ada bendera Palestina di sini, yang mereka kibarkan justru bendera Israel karena seluruh warga Arab di sini berkewarnanegaraan Israel. Dunia internasional menyebut mereka sebagai orang Arab-Israel.Â
Hamam hanya salah satu dari sekian banyak daerah pemukiman Arab yang berada di dalam wilayah negara Israel yang telah diakui oleh PBB, selain di Wadi Ara, Nazaret, Yaffa, Lod, dan daerah lainnya. Saat ini ada sekitar 1, 8 juta warga negara Israel yang beretnis Arab atau 20% dari keseluruhan penduduk Israel.Â
Mayoritas warga Arab di Israel beragama Islam, ada juga yang beragama Kristen dan Druze. Sehari-harinya, selain berbahasa Arab, mereka juga menggunakan Bahasa Ibrani sebagai bahasa resmi negara Israel.
Sebagai warga negara, mereka juga diberikan hak suara dalam Pemilu dan mempunyai wakil di parlemen, meski faktanya mereka sering mengalami perlakuan diskriminatif. Bahkan yang belum banyak diketahui dunia internasional, ada ratusan warga Arab-Muslim yang bergabung menjadi tentara Israel karena alasan ekonomi.
Dari kejauhan, gua-gua di tebing karst itu terlihat seperti pintu-pintu dan jendela-jendela gedung apartemen. Dahulu, gua-gua itu pernah digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai benteng alami dan tempat persembunyian ketika berperang melawan Bangsa Romawi.
Saya merasa beruntung pernah mengunjungi Wadi Hamaam dan berharap suatu saat bisa kembali ke sini.