Jangan tanya rasanya bagaimana dan seperti apa. Akupun tidak ingin kau merasakannya apalagi mengalaminya. Cukup aku saja. Aku tidak ingin air mata itu jatuh dalam pipi tirusmu. Kau bukan siapa-siapa untuk aku, bukan. Kamu sudah molekul dalam aliran darah dan hidupku. Aku tidak ingin menyebutmu sahabat, apalagi teman. Keluargapun tak cocok, karena kamu seperti senyawa dalam hidupku. Tuhan Maha Baik dg mengirimmu kepadaku, membuatku memiliki alasan untuk tidak memikirkan diriku sendiri. Aku sudah lupa rasanya membahagiakan diri sendiri, tersenyum manis dan tertawa puas terhadap apa yang aku inginkan dan peroleh. Tidak apa-apa, aku melakukannya masih sebatas manusia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!