Ada sebuah cerita tentang orang tua yang berada diujung usia. Rasa takut menjadi hiasan setiap hari, takut akan tertanam dalam tanah, takut kepada sang pencipta tentang dosa yang diperbuat.Â
Seperti Pak Tarno, dia seorang yang berusia 73 tahun. setiap harinya pak Tarno hanya bisa berbaring ditempat tidur, langkah kakinya yang terasa berat membuat pak tarno terpaksa berbaring ditempat tidur. Dalam hati ia berkata "Mungkin sudah waktunya saya pergi dari dunia, tapi dosaku menjadi penghambat, sehingga tuhan seperti sedang menyiksaku untuk mengurangi dosaku.
Entah sudah berapa tahun pak Tarno hidup dekat dengan tempat tidur. stroke yang tersemat padanya membuat geraknya terbatas, bahkan untuk minum dan mandi memerluakan orang lain (anak).
Hari mulai menua, bulan pun demikian, tingkah laku pak Tarno pun seperti kembali kesemula. seperti menginjak umur balita yang tidak mengenal dosa dan takut. Jadi saya sekarang mengerti kenapa orang yang sudah  diujung usia tingkah lakunya seperti anak balita.
Anak kecil selalu berfikir untuk senang, jauh dari pikiran yang penuh dosa, yang ia tahu ia senang. untuk kematia secara ilmu jauh, tapi secara takdir sama saja.
Semasa sehat, amarah selalu menyelimuti dirinya. Aneh rasanya tidak melihat pak tarno marah, hampir setiap hari pasti pak tarno marah-marah. entah marah kepada istrinya, anaknya maupun tetangganya karena hal sepele.
 mungkin karena Tuhan tidak suka, lalu Tuhan menyematkan stroke kedalam tubuhnya, sehingga ia tidak bisa marah-marah lagi. penyesalanpun jadi hiasan daalam hidupnya, mengingat masa lalu memang pantas tuhan memberi hukuman padanya, tapi melihat ke depan ia takut dengan cerita tentang siksa kubur. Untuk membuang rasa takut pak Tarnopun kembali seperti anak-anak untuk menghilangkan rasa takut tersebut. BERSAMBUNG..