Mohon tunggu...
aditya wira tama
aditya wira tama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UPNVJT Surabaya

This is my way

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Nasib Warga Suriah di Saudi Arabia pada saat Pandemi Covid-19

16 Juni 2020   00:20 Diperbarui: 16 Juni 2020   00:21 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

15/06/2020 -  Dampak Pandemik COVID -- 19 ini cukup masive dalam penyeberannya keseluruh seantro Dunia, tak terkecuali negara yang dijuluki sebagai Serambi Mekkah, Saudi Arabia. Menurut Data Kementerian Kesehatan Saudi Arabia pada Tanggal 15 Juni 2020, saat ini setidaknya terkonfirmasi 127.541 Kasus yang tercatat saat ini, menjadikan negara ini berada diperingkat 16 dalam kasus penyebaran COVID-19 terbanyak di dunia. Selain dampak dari Pandemik ini yang mempengaruhi keadaan ekonomi dan  politik di Negara tersebut, hal ini juga berpengaruh bagi warga negara asing yang bekerja di sana, tak terkecuali bagi Imigran Suriah.

Dilansir dari Syriadirect.org, Menyusul perubahan ekonomi, sosial, dan politik baru-baru ini di negara-negara Teluk secara umum, pekerja imigran telah menjadi sasaran serangkaian peraturan dan prosedur yang ekspulsif, seperti peningkatan pajak dan biaya tempat tinggal dan penasionalisasian profesi , yang menggantikan pekerja migran dengan penduduk setempat.

Sementara pemerintah Saudi mengecualikan beberapa Profesi dari penggantungan pekerjaan, seperti layanan pengiriman, yang diberikan Izin untuk melakukan pekerjaan yang sebagian besar cukup terbatas bagi masyarakat Saudi. Menurut Ali al-Shami (nama samaran), salah seorang warga Suriah yang  bekerja di sektor konstruksi Riyadh mengunkapkan bahwa Peluang kerja bagi warga Suriah dan warga non-Saudi lainnya juga dibatasi.

Pada Oktober 2016, Saudi Press Agency (SPA) melaporkan bahwa kerajaan telah menerima "lebih dari 2,5 juta warga Suriah," yang diperlakukan sebagai saudara, bukan sebagai pengungsi, untuk menjaga martabat mereka, dan mereka diberikan hak untuk menikmati layanan kesehatan gratis, memasuki pasar kerja dan mendaftar dalam pendidikan.

 Pemerintah Saudi pada awalnya melonggarkan pembatasan bagi warga Pendatang Suriah, seperti memungkinkan mereka untuk bekerja dan mendidik anak-anak mereka di sekolah umum, langkah-langkah ini kemudian menjadi lebih ketat, dengan melarang anak-anak dari warga pendatang memasuki sekolah umum, menurut Shami ( Syriandirect.org ).

Selain itu, masyarakat penetap Suriah di Saudi Arabia tidak menikmati hak yang sama dengan pengungsi Suriah yang terdaftar di United Nations High Commissioner for Refugees ( UNHCR ) di negara-negara Arab lainnya, seperti bantuan keuangan atau makanan, beasiswa, dan pemukiman kembali di negara lain. Karenanya, mereka dibiarkan menghadapi krisis ekonomi , seperti yang terjadi dalam Pandemi ini, dengan tanpa dukungan Nasional maupun Internasional.

Dampaknya meluas bahkan kepada masyarakat penetap Suriah karena mayoritas dari mereka bekerja di bawah penyembunyian komersil, kata seorang pakar ekonomi Suriah yang tinggal di Saudi Arabia yang dilansir oleh Syriandirect.org. Ini berarti bahwa ketika menganggur selama krisis Pandemi, mereka akan dibiarkan tanpa pendapatan. Disisi lain juga, sementara mereka diharuskan membayar biaya tahunan mereka, diperkirakan rata-rata 35.000 Saudi Riyal.

Sebagai bagian dari langkah-langkah yang bertujuan untuk memberikan kompensasi kepada mereka yang terkena dampak penangguhan pekerjaan COVID-19, pemerintah Saudi memutuskan untuk membayar gaji mereka yang menganggur selama krisis. Tapi, seperti di sebagian besar negara lain, keputusan itu dianggap hanya menguntungkan masyarakat dalam negeri saja, tidak spesisifik bagi masyarakat pendatang lainnya, bahkan jika mereka benar-benar kehilangan pekerjaan.  kata Abdulrahman al-Ali (nama samaran), yang merupakan manager di perusahaan bahan bangunan dan perlengkapan di Riyadh  Shami ( Syriandirect.org ).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun