Mohon tunggu...
Aditya Rizkyta
Aditya Rizkyta Mohon Tunggu... Mahasiswa - aditya rizkyta haryandi

mahasiswa trisakti 201980052

Selanjutnya

Tutup

Financial

Masalah Internal yang Sering Dihadapi oleh Bank

11 Mei 2021   16:44 Diperbarui: 11 Mei 2021   18:35 3634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

semua jenis bank yang ada di Indonesia saat ini pasti selalu mengalami masalah, baik masalah internal maupun eksternal. Dimana masalah yang akan dihadapi ini bisa menjadi dampak yang tidak baik apabila tidak diatasi dengan sebaik mungkin. Maka dari itu bank harus bisa mengatasi risiko tersebut supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Masalah internal apa saja yang sering dihadapi oleh bank dan cara mengatasinya?

Masalah internal bank diantaranya yaitu :

Management. Disini yang pertama ada faktor management. Management merupakan  faktor yang paling penting yang dapat mempengaruhi masalah internal sebagai akibat dari "salah urus". Disini ada tujuh masalah yang diwariskan oleh manajemen lama yang dapat mengakibatkan bank  rusak, diantaranya yaitu lemahnya prinsip kehati-hatian dalam memberikan kredit, lemahnya praktik tata kelola perusahaan yang baik (GCG), lemahnya manajemen risiko (fluktuasi pasar, likuiditas, kredit, operasional, hukum, kepatuhan), rekayasa keuangan, rekayasa akuntansi, lemahnya internal control, masalah SDM, dan budaya kerja. 

Cara untuk mengatasi masalah internal tersebut bisa dilakukan dengan cara Peningkatan governance dan kapabilitas yang dapat dilakukan dengan meningkatkan transparansi, sistem pengendalian yang baik, audit dan manajemen risiko yang efektif. Serta pengembangan bisnis yang dilakukan sesuai segmen dari Bank tersebut. 

Contohnya dalam kasus pembobolan mesin ATM merupakan salah satu gambaran dari buruknya manajemen. Di luar negeri, pemilik ATM selalu menempelkan foto tentang ATM yang standar, termasuk foto lubang kartu ATM, sehingga masyarakat tahu mana mesin ATM yang standar dan tidak. Dengan manajemen seperti itu, masyarakat akan hati-hati bila mengetahui adanya mesin ATM yang tidak standar, seperti ada kamera atau ada kejanggalan lain. Bahkan, pemberitahuan tentang ATM standar itu juga disertai dengan nomor telepon, sehingga masyarakat dapat melapor bila ada kejanggalan mesin ATM pada lokasi

Capital Requirement. Kebutuhan modal juga sangat penting dalam aktivitas perbankan. Kegiatan operasional Bank dapat berjalan dengan lancar apabila Bank tersebut memiliki cukup modal, sehingga pada saat masa-masa kritis Bank tetap aman karena memiliki cadangan modal di Bank Indonesia. Maka dari itu setiap bank harus mempunyai simpanan modal yang cuku supaya aktivitas perbankan dapat berjalan dengan baik. Bank Indonesia sendiri telah menetapkan kewajiban penyediaan modal inti minimum Bank Umum sebesar Rp 80 Milyar pada akhir tahun 2007, kemudian meningkat menjadi Rp 100 Milyar pada akhir tahun 2010.

Asset Quality. Kualitas asset juga merupakan salah satu tolok ukur dasar penilaian kesehatan Bank Umum. Semakin tinggi kualitas asset, maka semakin baik pula kesehatan Bank. Pada dasarnya, semakin besar kualitas asset suatu Bank, maka semakin banyak pula dana yang telah berhasil dihimpunnya dari masyarakat. 

Asset yang banyak menunjukkan bahwa banyak pula dana yang disalurkan oleh Bank kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit. Begitu pula sebaliknya. Ini merupakan fungsi dari Bank, yaitu memiliki peranan penting dalam perekonomian dan berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang sangat memerlukan dana (defisit unit). Maka dari itu peranan kualitas asset sangat penting dalam perbankan.

Technology. Perkembangan teknologi jelas sangat penting dalam perbankan Apalagi untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat serta informasi yang up to date. Hal ini sudah sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan dalam dunia perbankan, sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya perbankan menjadi "pelayan" yang setia dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi. 

Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan canggih karena memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat dari arsitektur sistem perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari banyak channel untuk transaksi perbankan. Maka dari itu masalah dalam kemajuan teknologi ini masih perlu banyak ditingkatkan dalam perbankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun