Mohon tunggu...
Aditya Kurniawan
Aditya Kurniawan Mohon Tunggu... Dosen Teknik Kimia

Dosen Jurusan Teknik Kimia UPN Veteran Yogyakarta sejak tahun 2018 yang selalu antusias untuk belajar hal baru dan terdorong untuk terus berkembang serta memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Tim PbM UPN Veteran Yogyakarta Gelar Penyuluhan Pengolahan Sampah Organik di Desa Ungaran, Kebumen, Jawa Tengah

18 Juli 2025   00:00 Diperbarui: 18 Juli 2025   00:11 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktik Pembuatan Komposter Lubang Biopori

Sebagai upaya mendorong kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga, Tim Pengabdian bagi Masyarakat (PbM) dari UPN "Veteran" Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan penyuluhan di Gedung PKK Desa Ungaran, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, pada Selasa, 9 Juli 2025. Kegiatan ini diikuti oleh anggota PKK dan perwakilan dari tujuh RW di Desa Ungaran yang antusias mengikuti jalannya kegiatan sejak pukul 13.30 WIB sampai dengan selesai.

Kegiatan dibuka secara resmi dengan sambutan dari Ketua TP PKK Desa Ungaran, Ibu Wahyu Setyorini, dilanjutkan dengan dua sesi pemaparan materi. Materi pertama disampaikan oleh Ir. Didi Saidi, M.Si., dosen Fakultas Pertanian, yang mengulas pemanfaatan sampah organik menggunakan komposter dan budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai solusi yang ramah lingkungan sekaligus bernilai ekonomi. Sesi kedua disampaikan oleh Ir. Bambang Sugiarto, M.T. dari Fakultas Teknik Industri, yang memaparkan metode pengelolaan sampah melalui lubang biopori serta pembuatan EcoEnzyme dari limbah dapur.

Penyampaian Materi oleh Narasumber Ir. Didi Saidi, M.T.
Penyampaian Materi oleh Narasumber Ir. Didi Saidi, M.T.
Penyampaian Materi oleh Narasumber Ir. Bambang Sugiarto, M.T.
Penyampaian Materi oleh Narasumber Ir. Bambang Sugiarto, M.T.
Komposter merupakan salah satu cara paling sederhana dan efektif dalam mengolah sampah organik rumah tangga. Dengan memanfaatkan wadah tertutup, sisa-sisa makanan seperti kulit sayur, daun kering, dan limbah dapur lainnya diurai secara alami menjadi kompos. Kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanaman. Metode ini cocok diterapkan di lingkungan rumah tangga karena peralatannya sederhana dan prosesnya ramah lingkungan.

Selain komposter, metode lain yang tak kalah menarik adalah budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF). Maggot atau larva dari lalat BSF dikenal sangat rakus dalam mengonsumsi sampah organik basah seperti sisa makanan dan limbah pasar, sehingga mampu mengurangi volume sampah secara signifikan. Tak hanya membantu dalam pengelolaan limbah, maggot juga memiliki nilai ekonomi karena dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak berkualitas tinggi. Sementara itu, sisa hasil budidayanya atau kasgot bisa dijadikan pupuk organik.

Praktik Pembuatan Eco Enzyme
Praktik Pembuatan Eco Enzyme

Praktik Pembuatan Komposter Lubang Biopori
Praktik Pembuatan Komposter Lubang Biopori
Di samping itu, masyarakat juga dapat memanfaatkan Eco Enzyme, yakni cairan serbaguna hasil fermentasi limbah dapur seperti kulit buah, sayuran, air, dan gula. Proses fermentasi yang berlangsung selama kurang lebih tiga bulan ini menghasilkan larutan berwarna kecokelatan dengan aroma asam segar yang khas. Eco Enzyme dapat digunakan sebagai pembersih alami, pengusir hama, penyegar udara, bahkan untuk memperbaiki kualitas tanah dan air. Metode ini mudah diterapkan dan sangat cocok untuk ibu rumah tangga karena tidak memerlukan alat khusus.

Praktik Budidaya Maggot BSF
Praktik Budidaya Maggot BSF

Sebagai pelengkap dari berbagai metode tersebut, terdapat pula solusi ramah lingkungan lain yaitu lubang biopori. Lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah ini berfungsi untuk meningkatkan daya serap air hujan serta mengolah sampah organik menjadi kompos secara alami. Selain mencegah banjir dan genangan, biopori juga memperkaya hara tanah dan mendukung kesuburan lahan di sekitarnya. Dengan bahan dan alat yang sederhana, lubang biopori dapat diterapkan di halaman rumah, taman, atau fasilitas umum lainnya.

Antusiasme peserta tampak begitu tinggi, terlebih karena PKK Desa Ungaran saat ini mendapat peran strategis sebagai penggerak program pengelolaan sampah terpadu di tingkat desa. Kegiatan ini pun dinilai sangat relevan dan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang cara-cara praktis dan efisien dalam mengolah sampah organik di rumah masing-masing.

Setelah sesi pemaparan, peserta dibagi ke dalam dua kelompok besar untuk mengikuti pelatihan dan demonstrasi. Kelompok pertama mempraktikkan pembuatan komposter dan teknik budidaya maggot, sementara kelompok kedua belajar langsung cara membuat lubang biopori serta meracik EcoEnzyme. Praktik lapangan ini memberi kesempatan bagi peserta untuk terlibat langsung dalam proses pembuatan, sehingga ilmu yang diperoleh lebih mudah dipahami dan diterapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun