Mohon tunggu...
Aditya Saputra
Aditya Saputra Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

bisa ngapain aja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Warna di Pondok Pesantren

2 Desember 2023   19:37 Diperbarui: 2 Desember 2023   20:29 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di suatu sudut kecil di desa terpencil, Pondok Pesantren Al-Hikmah menjulang megah dengan
langit biru sebagai latar belakangnya. Sejak usia muda, aroma kayu jati dan alunan suara
tilawah Al-Quran telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam setiap hela napasku. Ayahku
adalah salah seorang guru di pesantren tersebut, dengan kelembutan yang memikat hati,
menjadi pemandu pertama dalam menjelajahi dunia agama.


Saat usiaku baru genap 12 tahun, ayah menepuk pundakku dengan keputusan yang
mengguncang hatiku dengan mengirimku untuk menimba ilmu di pondok tersebut, detik itu
menjadi titik balik dalam hidupku. Saat tiba di sana, hangatnya sambutan tak terlupakan.
Senyum ramah dan ciuman di pipi dari para santri membuatku merasa seketika dianggap bagian
dari keluarga besar ini.


Di balik dinding-dinding pondok yang megah, kehidupan pun mengalir dalam serangkaian
warna yang tak terduga. Selain pelajaran agama yang dalam, ada lapangan-lapangan tempat
kami menyalurkan semangat bermain. Bola menggelinding, raket badminton berdenting, dan
tawa riang menghiasi setiap sudut. 

Namun, lebih dari sekadar permainan, kegiatan sosial di
luar jam pelajaran memberikan arti yang mendalam bagi pengalaman hidupku di sini.
Membantu orang lain di sekitar pondok dan mendukung sesama santri yang kurang mampu
telah membuka mataku pada realitas sosial yang membutuhkan sentuhan kepedulian. Bukan
hanya belajar tentang agama, tapi juga tentang bagaimana menjadi individu yang memiliki
kepedulian sosial yang mendalam.


Namun, yang paling berharga dari semua itu adalah teman-teman sejatiku. Mereka adalah lebih
dari sekadar teman sekelas, mereka adalah saudara yang selalu berbagi tawa, air mata, dan
impian. Dalam pelukan persahabatan kami, aku menemukan dukungan yang tak ternilai
harganya.


Setiap hari, di pondok ini membentuk fondasi kehidupan yang kokoh. Ia bukan sekadar tempat
untuk belajar, tapi juga sekolah kehidupan yang mengajarkan makna sebenarnya tentang
persahabatan, kepedulian, dan tanggung jawab. Bersama-sama, kami tidak hanya mengejar
ilmu agama, tapi juga belajar tentang arti dari kesetiakawanan dan pengorbanan.


Seiring waktu berlalu, setiap sudut, setiap langkah, dan setiap percakapan telah membentuk
jalinan kenangan tak terlupakan. Cerita-cerita malam di bawah cahaya lampu temaram, tertawa
bersama saat merayakan keberhasilan, hingga tangisan haru saat mengucapkan selamat tinggal
pada mereka yang melanjutkan perjalanan hidupnya masing-masing.

Pondok Pesantren telah memberi warna pada lukisan hidupku. Ia bukan hanya sebuah tempat,
tapi rumah bagi kenangan, pelajaran berharga, dan keluarga yang tak tergantikan. Jika ada satu
hal yang pasti, pengalaman berharga di pondok ini akan selalu terp dalam ingatanku sebagai
fondasi kuat yang tak tergoyahkan dalam perjalanan hidupku. Sesuatu yang tidak bisa
kulupakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun