Nusantara merupakan sebutan nama negara Indonesia pada zaman dahulu. Wilayah Nusantara sebagian besar berupa perairan atau laut. Geografi Nusantara yang tergugus dari beberapa pulau menyebabkan wilayah ini terpisah oleh laut. Perlu adanya penghubung dari masalah keterpisahan antar wilayah yang di negara ini. Munculnya kebudayaan maritim pada zaman dahulu menjadi jawaban atas permasalahan yang ada di Nusantara. Nusantara atau Indonesia sekarang, terkenal dengan kebudayaan maritimnya yang maju dan modern di zaman Kerajaan.
Kebudayaan maritim masyarakat Nusantara bertransformasi secara cepat dari masa ke masa. Masyarakat pesisir memanfaatkan laut untuk keperluan hidupnya dalam segala aspek, seperti ekonomi, transportasi, Konsumsi, hingga tempat tinggal. Selain itu, kebudayaan maritim Indonesia juga mencakup kekuatan sumber daya yang dapat dimanfaatkan dan dijaga untuk keberlanjutan. Pada Museum Pusat TNI Angkatan Laut terdapat penjelasan menarik tentang kebudayaan Maritim di Masa Kerajaan. Terdapat 2 (dua) bendera Kerajaan Maritim besar, kuat dan megah yang lahir di Nusantara, yakni Kerajaan Sriwijaya (682 M) dan Kerajaan Majapahit (1293 M).
Kerajaan Sriwijaya terletak di tepian Sungai Musi yang merupakan salah satu jalur perdagangan ramai di Sumatera. Kekuatan maritim Kerajaan Sriwijaya dapat dilihat dari Ekspansi kerajaan Sriwijaya ke berbagai wilayah Nusantara, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali simpul jalur perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan pengamatan, ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Pada abad ke-7 M Pelabuhan Champa di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak pedagang dari Sriwijaya. Beberapa literatur juga menyebutkan bahwa ekspansi Kerajaan Sriwijaya bahkan sudah mencapai wilayah Afrika bagian Timur. Oleh sebab itu, Kerajaan Sriwijaya mampu mengendalikan arus perdagangan di Selat Malaka yang menjadi Jalur perdagangan utama dunia. Jalur Selat Malaka hingga saat ini menjadi jalur perdagangan tersibuk di dunia.
Kerajaan Majapahit terletak di tanah alas yang di babat oleh Raden Wijaya di daerah Mojokerto. Kekuatan maritim Kerajaan Majapahit terlihat dari ekspansi wilayahnya yang mampu berlabuh sampai kamboja dan Papua bagian barat. Pada masa Majapahit dikenalkan alat transportasi modern berupa kapal layar besar yang disebut Djong atau Jung. Jung ini dapat mengakut persenjataan meriam dan ratusan prajurit kapal. Meskipun kapal tersebut terbuat dari kayu, namun teknologi yang digunakan sudah modern pada masa itu. Pelabuhan penting, seperti Ujung Galuh yang notabene Pelabuhan besar di wilayah Jawa bagian timur dan menjadi jalur perdagangan ramai di wilayah Jawa. Kebudayaan yang ditularkan oleh Majapahit dapat dilihat dari relief kapal yang bergambar candi dan penggunaan layar besar. Hingga saat ini, bendera Kerajaan Majapahit masih digunakan oleh TNI Angkatan Laut sebagai penanda angkutan laut dan lencana perang pada Kapal Perang Indonesia.
      Sekian pembahasan tentang sejarah kebudayaan maritim Nusantara di era Kerajaan diambil dari elaborasi yang ada di Museum Pusat TNI Angkatan Laut Surabaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI